KITA ADALAH GARUDA BUKAN EMPRIT


Marjuki Ibn Tarmudzi

Pemenang sayembara tentang pengajuan ide lambang Negara Indonesia itu adalah Sultan Hamid II. Beliau mengajukan sebuah gambar burung garuda. Dimana sebelumnya beliau mengajukan beberapa gambar  namun ditolak oleh Presiden Indonesia waktu itu. Beliau tidak menyerah begitu saja. Beliau terus berusaha dengan mengajukan gambar lain atau dengan merevisi seperti kemauan Presiden, hingga presiden Soekarno menyetujuinya.

Sultan Hamid II bernama asli Syarif Abdul Hamid Alkadrie,  beliau adalah Sultan Pontianak, Kalimantan Barat, 12 Juli 1913. Beliau pulang ke rahmatullah pada umur 64 tahun, di Jakarta 30 Maret 1978.  Ya, beliau adalah pemenang sayembara yang diadakan oleh Presiden Soekarno. Sebelumnya Sultan Hamid bersaing ketat dengan M. Yamin. Namun pada proses selanjutnya perundingan antara DPR dan pemerintah lebih condong memilih karya Sultan Hamid II. Lambang Burung Garuda dari Sultan Hamid II pun ditetapkan dan diskusi berlanjut hingga ada tambahan Bhineka Tunggal Ika, yang konon itulah esensi Indonesia yang telah hidup berabad –abad lamanya.

Garuda Pancasila itu ditetapkan sebagai lambang Negara Indonesia pada 11 Februari 1950. Penetapan itu dicatat di Peraturan Pemerintah no. 66 Tahun 1951. Presiden Soekarno mengadakan sayembara itu karena selama 5 tahun Indonesia merdeka masih belum mempunyai lambang. Presiden Soekarno memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia pada 15 Februari 1950.

Burung Garuda adalah lambang bangsa Indonesia sejak dulu. Pendapat ini terbukti dengan lambang kerajaan atau stempel kerajaan jawa Air langga. Lambang Garuda juga pernah dipakai sebagai lambang di Kerajaan Samudra Pasai di Aceh Utara. Betapa Garuda adalah lambang bangsa Indonesia. Tahukah anda, bahwa bangsa Indonesia adalah kita. Kita yang melahirkan Ken Arok. Kita yang melahirkan Raden Wijaya. Kita yang melahirkan Gajah Mada. Kita yang melahirkan Singosari, Mojopahit. Bukan Mojopahit yang melahirkan kita. Bukan Gajah Mada yang melahirkan kita. Ya kita adalah burung Garuda.

Kita adalah burung Garuda. Burung yang melambangkan kekuatan, apalagi kalau kita melihat warna keemasan pada lambang Negara Indonesia, itu melambangkan kejayaan. Kita bukan bangsa cengeng. Kita adalah bangsa yang punya kekuatan yang luar biasa. Nenek moyang kita adalah pelaut yang handal. Nenek moyang kita mampu berlayar melampaui samudra-samudra. Kita adalah cucu dari garuda. Bukan cucu dari burung emprit.

Namun kita sebagai garuda sudah lebih 60 tahun terkurung. Seandainya kita baru terkurung 1 atau 2 tahun mungkin kalau kita lepas dari kurungan kita bisa terbang dengan garangnya. Sayangnya kita telah lepas dalam kurun waktu yang sangat lama itu. Solusinya sekarang kita harus berlatih terbang lagi. Kita goyangkan dulu sayap kita sedikit demi sedikit. Dan kita harus ingat betapa kita adalah garuda yang hebat.

Saya teringat cerita yang menurutku sangat memotivasi kita. Dulu ada anak singa yang terlepas dari induknya. Singkat cerita anak singa itu berteman dengan kambing-kambing hutan. Lama semakin lama, anak singa itu tidak sadar betapa ia dilahirkan dari singa si raja hutan. Sehingga anak singa itupun berperilaku layaknya kambing, betapa ia lupa kalau ia mampu mengaum sehingga seluruh penduduk hutan gemetar. Ya anak singa itu lupa siapa sebenarnya dia, yang ia tahu ia adalah segerombolan kambing. Hingga suatu ketika, segerombolan kambing itu melewati pinggiran sungai. Mereka mencari makan dan minum di pinggiran sungai itu. Betapa kagetnya anak singa itu ketika ia minum disungai karena melihat singa di dalam sungai itu. Dia tidak percaya kalau di dalam sungai itu ada singa. Semakin lama ia berdiri di pinggiran sungai itu, dia baru sadar bahwa ia memang singa. Hari demi hari ia galau memikirkan kejadian itu. Dia berusaha untuk keluar dari gerombolan kambing itu kemudian mencari gerombolan singa. Dan ternyata gerombolan singa itu menerima kehadirannya. Akhirnya ia menyadari betapa ia adalah singa.

TAG;

LAMBANG NEGARA INDONESIA

BURUNG GARUDA

APA ITU BURUNG GARUDA

SEJARAH BURUNG GARUDA

BURUNG EMPRIT

SULTAN HAMID II

PENGGAGAS LAMBANG NEGARA INDONESIA

MOTIVASI UNTUK BANGSA INDONESIA

JANGAN MENYERAH

MARZUKI BERSEMANGAT

MARZUKI IBN TARMUDZI


Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.