Jangan - Jangan kita Penentang Allah

                                      Oleh : Marzuki ibn Tarmujzi

Saya hanya bisa bersujud dan menangis ketika sebagian muslim dunia marah dengan ulah hina Sam Bacile, pembuat film “INNOCENCE OF MUSLIMS”, yang sangat menghina Nabi Muhammad SAW itu. Sebab kalau saya mau marah, saya mau marah sama siapa?? Ya kalau Sam Bacile berada di depan saya, mungkin saya dapat mengajaknya berbicara dengan bahasa manusia, dan entahlah kalau dia sama sekali tidak mengerti dengan bahasa manusia, bahasa etika, dengan hikmah. (lihat QS. An-Nahl [16]:125). Sebab ketika mereka menyuarakan kebebasan berekspresi, dilain sisi mereka tidak memberikan kebebasan bagi muslimah Prancis untuk menggunakan kerudung dan jilbab sebagai tata hukum Islam. (Lihat QS. An-Nur [24]:31 dan Al-Ahzab [33]:59). Ketika umat Islam lantang menyuarakan penetapan syariah Islam, sebagai realisasi dari QS. An-Nisa’ [4]:105, sebagai pengganti kapitalisme yang memang sudah bobrok, mereka menudingnya garis keras dan radikal. Mengapa?? Subyektif bukan?!

Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (kami), jika kamu memahaminya (Lihat QS. Ali Imron [3]:118). Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaha-Nya meskipun orang-orang kafir benci (QS. Ash-Shaff [61]:8). Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rosul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina (Lihat QS. Al-Mujadilah [58]:20)

Betapa beraninya mereka merendahkan Nabi Muhammad SAW penerima Al-Qur’an Al-Karim, penyampai risalah suci kepada semesta alam (Lihat QS. Al-Anbiya’ [21]:107). Dan saya yakin Allah tidak akan tinggal diam bila ada orang yang berani makar dengan menjatuhkan Islam. Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya (Qs. As-Shaff [61]:8). Sebab agama pada sisi Allah hanyalah Islam (QS. Ali-Imron [3]:19).

Namun sebenarnya yang harus kita waspadai adalah musuh kita yang didalam Islam itu sendiri, yakni mereka yang memahami Islam secara sepotong, dan disinilah pentingnya kita memperdalam Islam. Celakanya lagi, adalah mewaspadai diri kita, jangan-jangan kita adalah penentang Allah sesudah datang kebenaran pada diri kita. Sebab kalau kita sudah berani melanggar kebenaran dari Allah sementara kita sadar terhadap perbuatan itu, maka Allah akan membiarkan kita leluasa terhadap kesesatan yang telah menguasai kita lantas nantinya Jahannam menjadi tempat kembali. (Lihat QS. An-Nisa’ [4]:115). Ya, Allah aku berlindung pada-MU dari  godaan syaitan yang terkutuk.

Al-hasil, “dan sebutlah Tuhan-Mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’rof [7]:205). Dan jangan sampai kita menjadi orang-orang yang lalai dari mengingat Allah. Karena sebenarnnya kita dilalaikan oleh syaitan, sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur’an  suroh Al-Mujadilah [58]:19;

“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi”.



Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.