HATI-HATI ! SYIRIK MERAJALELA


By: Marzuki Bersemangat
Ada satu kisah yang menarik untuk dicermati. Abu Ja’far Al-Bagdadi, beliau adalah guru dari Syekh Junaid. Pekerjaan beliau adalah menyapu pasar. Pekerjaan yang dipandang rendah oleh masyarakat secara umum. Padahal beliau adalah kekasih Allah, guru seorang wali besar pula.
penghasilan beliau setiap hari satu dinar yang kalau dikurskan dalam rupiah senilai satu juta rupiah. Uang itu sudah habis ketika sholat Maghrib tiba. Uang itu beliau sumbangkan semua kepada yang membutuhkan.
Abu Ja’far Al-Bagdadi mempunyai istri yang juga terkenal kedermawanannya. Istri beliau terkenal dipanggil Ummu Ja’far. Kedermawanannya terbukti pernah shodaqoh uang 20 Dinar (Rp. 10.000.000,-) dan 2 Dirham (Rp.200.000.000,-)
Kejadian itu bermula dengan datangnya dua laki-lai buta. Satu dari mereka bujang dan satunya berstatus kawin. Mereka menghadap kepada Ummu Ja’far yang terkenal dermawannya. Pria bujang itu bilang didepan Ummu Ja’far,”Wahai Allah, berilanlah kepadaku rizqi dari anugrahnya Ummu Ja’far”. Sedangkan pria yang berstatus kawin itu bilang didepan Ummu Ja’far, “Wahai Allah, berikanlah rizqi kepada kita atas anugrahmu yang luas”
Ummu Ja’fa kaget mendengar do’a mereka berdua. Lantas Ummu Ja’far menyuruh seseorang untuk memberikan uang 2 dirham (Rp. 200.000,-) kepada pria yang berstatus kawin dan memberikan 2 potong roti dan ayam panggang yang diikat tali dan diselipkan uang 20 Dinar (Rp. 20.000.000,-) secara tersembunyi
Sesampainya pulang mereka saling menanyakan perihal pemberian dari Ummu Ja’far. Mereka lantas saling menukar pendapatan. Pria bujang beralasan, buat apa roti dan ayam panggang, aku kan masih bujang. Peristiwa ini terjadi sampai 30 hari.
Ummu Ja’far menyuruh seseorang menanyakan pada pria bujang, “Apakah pemberianku selama 30 hari ini tidakkah cukup untukmu?”
Orang suruhan Ummu Ja’far itupun mendatangi pria bujang dan menyampaikan salamnya. Kemudian pria bujang itu menjawab. “ Lho, emangnya Ummu Ja’far memberi aku apa? Beliau kan hanya memberiku roti dua potong dan ayam panggang. Bagiku itu terlalu banyak untuk kuhabiskan sendirian. Kemudian pemberian dari Ummu Ja’fa itu kutukarkan dengan temanku”
“Lhoo”
Orang utusan Ummu Ja’far kaget dan akhirnya menjelaskan perihal pemberian Ummu Ja’far yang sebenarnya.
Kesimpulan
Pekerjaan apapun dalam pandangan Allah sama. Karena yang terpenting halal.

Manusia bisa berusaha namun segala sesuatu Allahlah tetap yang menentukan.

GAMBAR DIAMBIL DARI www.meisusilo.wordpress.com

DIAKHIROT MBAH HASYIM LEBIH POPULER DARI MBAH AHMAD DAHLAN


Laporan Hari ke-4 dari Tebuireng Jombang
Oleh: Marzuki Bersemangat
JOMBANG - suasana dari pemakaman Bani Hasyim Tebuireng Jombang (2/1/2010) peziarah meningkat pesat dari kemarin. Hari keempat meninggalnya KH. Abdurrohman Wahid ini peziarah semakin memadati Pond. Pest. Tebuireng. Peziarah datang pergi dengan rombongan dan sebagian kecil datang perorangan. “Sendirian aja, Mas”, jawab salah satu peziarah saat kami tanya. Umumnya rombongan berseragam sehingga dapat dibedakan secara jelas antara rombongan dan perorangan.

Susunan acara do’a bersama ba’da isya’ berjalan sebagaimana kemarin; membaca suroh Yasin, Tahlil, sambutan atas nama keluarga yang sebelum ditutup dengan do’a.

Sambutan atas nama keluarga diisi oleh KH. Sholahuddin Wahid. Beliau bercerita bahwa antara KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU dan KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah sama populernya ketika di dunia. Namaun di akhirat KH. Hasyim Asy’ari yang lebih popular. Alasannya, karena banyak sekali yang membacakan Al-Fatihah kepada Mbah Hasyim disambut gemuruh tawa oleh peziarah.

KH. Sholahuddin Wahid juga menyampaikan bahwa tadi siang banyak wartawan yang bertanya perihal peziarah. “Gus, gimana kok banyak peziarah yang mengambil tanah makam untuk berobat sakit perut?” kata Gus Sholah menirukan wartawan yang bertanya pada tadi siang. “Ya, boleh saja, yang tidak boleh itu kalau buat obat sakit mata” kata Gus Sholah.

“Presiden SBY kemarin menyebut Gus Dur adalah bapak pluralisme Indonesia. Lho gek pluralisme iku yo opo?” kata Gus Sholah yang disambut gelak tawa hadirin. Pluralisme itu majemuk. Majemuk itu bermacam-macam. Indonesia ini ada bermacam-macam etnis, suku, ras, agama dll. Gus Dur mampu nyaman bagi siapapun yang ingin mencari perlindungan. Bahkan Bingky Irawan, pemuka agama Konghucu akan mengusulkan kepada Majelis Tinggi Agama Konghucu (Matakin) untuk memasukkan hari wafatnya Gus Dur (30 Desember) kepananggalan Matakin. Dimana Gus Dur si Bapak Tionghoa Indonesia, mencabutinpress yang memarginalkan etnis Tionghoa, lewat keppres RI No 6/2000.

Setelah acara do’a bersama penta’ziah bisa menikmati enaknya makan soto yang dihidangkan didepan Masjid Pond. Pest. Tebuireng itu. Kami sampai hajar 3 porsi soto. Ah…..!!!!


Maaf posting terlambat
Bumi Astrada Jombang Tercinta

Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.