Simbah Wa Sitole mampir

"Assalamu'alaikum, Mbah"

"Wa 'alakum salam le,
Ngopi' le"

"Nggih mbah cocok"

"Ngopi tiap waktu yo cocok to le"

"Lha nek tonggo omahe mati arep ngopi yo ra penak to mbah"

"Modelmu"

Mereka bercengkerama lagi. Itung-itung Sitole dan Simbah ini lagi di rumah lama yang menurutnya megah dan mencoba ditempatinya kembali. Ia merasa tempat ini lebih nyaman untuk digunakan bercengkerama perihal suluk. Sebab rumah ini oleh tuannya juga sering digunakan ngobrol dunia suluk.

Kini tuannya berencana menempati kembali ruangan ini namun lebih pada pengalaman pribadi.

"Tapi menulis itu kalau diatur-atur atau kita membatasi harus begini dan harus begini itu kok malah ngga' mengalir ya mbah. Padahal kalau kita tidak mengalir yang terjadi tulisan kita tidak orisinil"

"Kalau begitu mengalir saja ya le"

"Nggih Mbah, niki kulo ajeng mengumumkan bilih wonten ingkang bade nyimak obrolan Simbah dan Sitole saget mampir teng Warung Sufi nggih ngopi rokok an : http://kimojoonline.wordpress.com

"Nggih niku leres monggo ngopi roso atine dewe-dewe"

"Ngrasakno kito niki dalam beragama Islam"

"Wa'alaikum Salam Warohmatullahi wabarokatuhu"


Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.