PENUH SESAK MAKAM BANI HASYIM


Oleh : Marzuki Bersemangat
Laporan Khusus dari Tebuireng Jombang

JOMBANG- acara 3 hari Al-marhum KH. Abdurrohman Wahid di Tebuireng Jombang hari ini (1/1/2010) berlangsung penuh sesak peziarah. Sekitar 1000 orang memadati pemakaman Bani Hasyim di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Kamis (31/12/2009) kemarin. Gus Dur dimakamkan berdekatan dengan makam kakeknya, KH Hasyim Asy'ari (pendiri NU) dan ayahnya KH Wahid Hasyim (mantan Menteri Agama di zaman Orde Lama).. Mereka datang dari berbagai daerah yang bahkan dari luar pulau Jawa.

Susunan acara 3 hari itu terdiri pembacaan surah Yasin, Tahlil, sambutan atas nama keluarga serta juga ada pembacaan sekilas perjalanan Gus Dur yang sebelum ditutup dengan do’a.

Sambutan atas nama keluarga disampaikan KH. Silahuddin Wahid.dalam kesempatan itu beliau meminta maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang diberikan. Dan sangat berterimakasih atas simpatisan yang diberikan kepada Al-marhum KH. Abdurrohman Wahid kakak beliau.

Pidato pembacaaan sekilas perjalanan Gus Dur disampaikan oleh KH. Dr. Tohir. Beliau meneladankan Gus dur sebagai sosok yang ikhlas dan istiqomah. Dua point itu menurut beliau yang membentuk Gus Dur sebagai munusia yang berada didalam lingkaran malaikat. Beliau yang katanya teman dekat Gus Dur itu juga menyampaikan bahwa Gus Dur tidak pernah kelihatan sedih dan takut terhadap apapun, yang beliau mengutip (al-baqarah[2]: 62). Makanya Gus Dur dalam menghadapi permasalahan sering berucap “Gitu aja kok repot”.

Dr. Tohir berharap semoga akan muncul Gus Dur-Gus Dur baru yng akan menjadi pemimpin bangsa nanti. Pemimpin yang berjuang dengan ikhlas.

Ramainya pengikut tahlil hari ini meningkat pesat dibanding dengan malam kemarin. Bersamaan dengan tahun baru ini banyak yang melewatkan untuk berta’ziah ke makam Gus Dur yang satu lokasi dengan KH. Hasyim As’ari.

Dan perlu sangat kami sampaikan bahwa pihak keluarga meminta maaf atas kekisruhan yang terjadi pada prosesi pemakaman Gus Dur. Yakni, penta’ziah tidak bisa masuk pintu gerbang untuk menyaksikan pemakaman Gus Dur. Karena itu adalah diluar kuasa tuan rumah. Acara pemakaman Gus Dur kemarin adalah kerjasama antara pihak pondok dengan Negara yang dihadiri Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.(MB)

TAHUN BARU 2010 TETAP JAGA KOMITMENT


SERIAL TAHUN BARU 2010

By: Marzuki Bersemangat



“Tahun baru, apa bedanya dengan kemarin, sama kan tak ada bedanya hanya berubah fugsi kalender dari 2009 berubah menjadi 2010” kata salah temanku waktu kami ngobrol di café tadi Malam.

“Yang membedakan hanya rasa dan komitmen” jawabnya seketika itu

Ya, komitmen untuk merubah diri kita lebih baik. Tanpa komitmen jangan harap akan ada perubahan pada diri. Terutama komitmen yang kita bangun adalah dari segi semangat untuk terus berproses lebih baik. Biar kita dikatakan orang yang beruntung. Bila kita sama dengan tahun kemarin kita dikatakan rugi, bahakan bila kita semakin mundur dikatakan hancur. Kehidupan ini memacu kita untuk selalu maju berproses menjadi terbaik.

Mema’nai tahun baru dengan memasang tulisan di perempatan jalan, mengirim SMS pada teman “HAPPY NEW YEAR, hura-hura dijalan, pentas kembang api, makan-makan, kongkow-kongkow, cari cewek baru, menjelajahi tempat-tempat pariwisata ataupun mengadakan upacara yang bersifat social tanpa ada sentuhan pada jiwa, hanya sekedar formalitas tapi individu tak ada kepedulian terhadap lingkungan, tak ada antusias untuk mereformasi dirinya, maka acara tersebut layak disebut hura-hura. Tahun baru merupakan ajang bagi manusia untuk berkreasi. Entah berkreasi dalam hal apa. Secara jelas manusia punya kecenderungan dalam satu hal. Dan itulah nanti yang akan ditonjolkan dalam pergantian tahun baru ini.

Sebagian manusia dalam menyikapi tahun baru ini, ada yang menghabiskan aktunya berdiam diri di Masjid. Makam para wali ataupun tempat-tempat yang dianggap sacral. Membaca wirid, asma-asma Allah berdo’a supaya diberi tambahnya barokah pada tahun baru ini dan mengampuni dosanya yang telah lalu.

Dibagian manusia yang lain, mereka pergi ke hotel memboking cewek idamannya yang bukan istrinya, pada jam temapt pergantian tahun mereka memasukkan rudalnya pada lubang vagina perempuan. Maka pada hari tahun baru ini hotel kebanyakan penuh, disewa para manusia-manusia gila.

Sebuah dua segi model kehidupan mansuia yang berbeda. Bagiku sekali lagi tahun baru adalah tahun dimana harus instropeksi kesalahan masa lalu dan berkomitment untuk menjadikan masa lalu sebagai pelajaran. Sudah sering saya tulis bahwa

MANUSIA CERDAS ADALAH MANUSIA YANG SELALU MAU BELAJAR TERHADAP MASA LALUNYA DAN SELALU BERPROSES LEBIH BAIK PADA MASA SEKARANG.
Gambar diambil dari www.usm.ac.id/

Telah Meninggal Gus Dur


Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur wafat. Saat ini jenazah Gus Dur masih berada di RSCM. (19.10 wib)

“Mas Marzuki, Gus Dur sedo”
“He…nek ngomong seng enak kowe”
“Di kandani kok”
Aku seperti ndak percaya saat temanku memberi kabar itu. Aku layaknya Sayidina Umar yang mendengar kabar Kanjeng Nabi Wafat, aku seperti mau marah, ingin ku habisi semua temanku. Tapi aku harus sadar bahwa kenyataan harus diterima.

lalu aku buka Internet. ku buka (www.detiknews.com)

"Innnalilahi wa inna Ilaihi rojiun telah meninggal dunia Kyai Haji Abdurrahman Wahid di RSCM. Al Fatihah," kata Bambang Susanto dalam statusnya di Facebook, Rabu (30/12/2009). Bambang Susanto merupakan asisten pribadi Gus Dur. Saat dikonfirmasi detikcom, Bambang memang membenarkan bahwa Gus Dur meninggal dunia. "Iya benar. Sudah dulu ya mbak," kata Bambang saat dikonfirmasi. (www.detiknews.com)

KH. Abdurrohman Wahid atau lebih akrab dipanggil dengan Gus Dur, beliau sudah taka sing lagi di Indonesia beliau adalah Mantan Presiden Repoblik Indonesia.

Tak banyak yang tahu, Abdurrahman Wahid dilahirkan dengan nama Abdurrahman Addakhil, alias Sang Penakluk. Tetapi kata "Wahid" yang berarti "Satu", karena ia memang anak pertama, lebih dikenal dari "Sang Penakluk".Ia lahir pada hari keempat dan bulan kedelapan kalender Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggal 4 Agustus, namun kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban, sama dengan 7 September 1940.Gus Dur dilahirkan di tengah keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan[2]. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. (http://www.rakyatmerdeka.co.id)

Gus Dur, tampil ke tengah pergumulan politik Indonesia dan intelektual Indonesia pada awal 1970 an ketika kita, pesantren dan Nahdlatul Ulama berada dalam posisi sangat memprihatinkan: diremehkan baik oleh pejabat pemerintah maupun kaum Intelektual muslim perkotaan, disingkirkan dari politik secara sistematis, dan hanya dianggap sebagai beban atau penghambat modernisasi dan pembangunan.

KH. Abdurrohman WAhidlah yang menjembatani dunia keulamaan tradisional dan peikiran modern mendukung sintesis intelektual reformis dan agenda social yang membedakan antara doktrin-doktrin atau hokum-hukum agama yang baku akomodasi social.

Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.