Oportunis Yang Idealist


By : marzuki bersemangat
Aku bangga sebagai warga negara indonesia, apalagi dengan datang kepadaku, surat pemberitahuan waktu dan tempat pemungutan suara Pilpres 2009. “aku pertama sek dewe “. Teriakku didepan rumah. Ku tak menyebutkan pertama dalam hal apa, karena aku malu. Malu aku karena sudah besar. Sudah besar aku malu. Malu aku karena sudah besar.
8 juli 2009, ku akan centang diriku sendiri, itu kalau nanti dikertas suara ada fotoku tertulis nama: “MARZUKI DAN IN..”, calon pasangan presiden dan wakil presiden rumah tangga periode tahun 2009 s.d 4 ever. Daripada harus bingung menyaksikan percaturan politik yang saling menyekak. Sudahku tidak menemukan dalam kamus bahwa poilitik itu bersih. Aku hanya menemukan kesimpulan dalam otakku yang penuh emosi ini, bahwa ‘poli’ berarti banyak, ditambah ‘tik’ enaknya ditafsiri trik. Politik benar yang lirikkan iwan fals “dunia politik dunia yang penuh intrik. Kawan, kata trik tersembunyi; 60 trik tersembunyi visual basic. Sebuah buku mengulas pemograman computer melalui jalan tak sewajarnya. Jalan pintas dianggap pantas it’s politic.
Salah satu vigur yang ku gadhang-gadhang continue dalam kepimimpinannyapun perlahan namun belum pasti aku menjadi lebih pasti bukti politik it’s kotor. System trik tersembunyinya dalam menyingkirkan lawan politiknya. Politik kotor namanya, itulah oportunis, dan itu aku. Kang muhtar waktu di pondok kyai mojo pernah mengatakan padaku:
“kamu oportunis yang idealist!”
Tepat. Gus david, putra kh. Jalil tulungagung pernah bilang padaku” kowe ora nakal tapi ndablek”. Ndablek atau oportunis adalah sama. Dipandang dari titik kesamaan. Santri yang waktunya harus masuk kelas malah lebih mengutamakan membaca buku diperpustakaan. Atau ndablek yajuzu nyusamma dholimun: makhallus syai’ fighoiri makhallih.
Perbedaan nakal dan ndablek. John, anak penurut. Ia sekolah di sltp bintang karya. Rajin, sekolah aktif, pr selalu mengumpulkan atau diselesaikan. Hobinya minta uang temannya, mudah memukul temannya, kalau frustasi minum pil lexotan. It ‘s example anak nakal.
Simon, ia sebenarnya anak pandai namun. Namun nasehat baik untuknya hanya bagai angin saja.
“mon, belajar”. Gertak ibunya.
“bentar”
Ia menonton tv, tidak memperdulikan tugas primer. Lebih mengutamakan sesuatu yang sekunder yang ia anggap penting daripada harus mengerjakan sekolah.
Simon ku sebut manusia oportunis yang idealist. Idealistnya adalah perhatiannya terhadap sejarah bangsa. Tv yang ditontton simon itu adalah film documenter tentang perjuangan para pahlawan. Mereka sungguh berjuang dengan tinggi. “ merdeka!!!, pahlawan yang berjuang melepaskan negara indonesia dari cengkraman para penjajah. Sedang simon dalam pahitnya ia mendengarkan omelan ibunya hanya berkata lirih pada dunia “bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai sejarah dan itu aku”.

Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.