Marzuki Menjawab : Kontroversi Tentang RA Kartini pada

http://muhsinlabib.wordpress.com/2009/04/22/kontroversi-kartini-kita/

Menjawab Kontroversi I

pemikiran RA Kartini adalah lebih banyah terinspirasi oleh buku-buku mengenai kemajuan wanita seperti karya-karya Multaluli “Max Havelar” dan karya tokoh-tokoh pejuang wanita di eropa dan banyak bergaul dengan kalangan terpelajar. Perihal, naskah asli atau manuskrip memang tidak diketahui tapi bukan berati adalah manipulasi.

Menjawab Kontroversi II

RA Kartini menikah dengan Bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat adalah merupakan paksaan dari kedua orangtuanya bukan atas kemauan sendiri dan RA Kartini menerima dengan lapang dada ketika ia dinikahkan dan suaminya justru digunakan sebagai alat untuk mengimplementasikan visi dan misinya yang pada gilirannya dibangunkan sekolah oleh suaminya.

Menjawab Kontroversi III

Ma'lum, RA Kartini memang masih relatif muda ketika ia meninggal, 25 tahun merupakan usia muda untuk ia mengembangkan perjuangannya yang universal maka mau tak mau dan harus kita acungkan jempol.

Menjawab Kontroversi IV

RA Kartini berbeda dengan; Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Emmy Saelan atau Christina Mautha Tiahahu. RA Kartini dianggap ide-idenya menyeluruh secara nasional karena mengandung sesuatu yang universal.

Menjawab Kontroversi V

Lebih patut dihargai adalah RA Kartini wahuwa bisabqin khaizun jamila karena lebih dahulu lahir daripada Dewi Sartika.

Menjawab Kontroversi VI

RA Kartini lahir pada 21 april 1879 merupakan sebuah keistimewaan baginya karena telah memberikan ide-ide nasionalis yang universal

Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.