MENJADI HAMBA YANG SOLEH

WACANAMARZUKI. Manusia diciptakan oleh Allah Ta’ala supaya menjadi hamba yang soleh. Yakni mempunyai kepatutan hubungan yang baik terhadap Sang Pencipta dan juga mempunyai hubungan yang baik terhadap makhluk lainnya. Terutama hubungan terhadap sesama manusia sebab potensi konflik kepada sesama manusia lebih nyata daripada konflik terhadap makhluk-makhluk Allah lainnya. Sebab, tiap manusia mempunyai kepentingan masing-masing yang tentu ini lebih memicu api.
Merajut hablum minallah wa  hablum minannas yang baik memang sulit kalau belum terbiasa. Dan saya pun masih terus belajar.  Kenapa prakteknya kok sulit? Sebab saya masih memperturutkan hawa nafsu.
Dalam membina diri saya saja supaya baik dengan sesama masih terus bersusah payah berjuang. Padahal pada obyek yang tampak mata bukan pada obyek yang butuh percaya. Jadi pada obyek yang nyata saja saya masih bisa sombong, yang  jelas-jelas saya sadar saya tidak bisa hidup dengan baik tanpa bantuan orang lain. Dan jelas, saya juga pasti angkuh dengan Sang Pencipta.
Sebenarnya akar  masalahnya adalah sama. Yakni, saya masih lemah imannya. Kalau iman masih lemah semuanya juga pasti lemah. Sebab iman adalah baterai. Makanya Allah berfirman;
ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ   ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ  
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dalam ayat tersebut Allah meletakkan iman pada posisi yang pertama. Sebab, bagaimana hamba bisa amal sholeh kalau iman saja belum? Bagaimana hamba bisa, nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran, jika hamba tersebut iman saja belum?
Kalau ada yang tanya, faktanya ada kok orang yang baik dengan sesama tapi ateis, bagaimana itu? Pertama, orang itu belum berbuat amal soleh sebab soleh adalah baik dengan Allah dan sesama. Kedua, orang itu masih rugi sebab syarat orang yang tak rugi dalam suroh Al-Ashr tersebut harus iman. Bahkan dalam ayat lain Allah akan menghapus amal kebaikan yang tanpa disertai iman. Bahkan Allah tidak mengadakan suatu penilaian terhadap orang itu.
tûïÏ%©!$# ¨@|Ê öNåkߎ÷èy Îû Ío4quŠptø:$# $u÷R9$# öNèdur tbqç7|¡øts öNåk¨Xr& tbqãZÅ¡øtä $·è÷Yß¹ ÇÊÉÍÈ   y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. ÏM»tƒ$t«Î/ öNÎgÎn/u ¾Ïmͬ!$s)Ï9ur ôMsÜÎ7ptmú öNßgè=»uHùår& Ÿxsù ãLìÉ)çR öNçlm; tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# $ZRøur ÇÊÉÎÈ  
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. (QS.Al-Kahfi [18]: 104-105)
Sekali lagi, iman kita harus tetap dipelihara sebab Allah sudah menceritakan di Al-Qur’an,
øŒÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJ­ƒÍhèŒ öNèdypkô­r&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ  
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (QS. Al-A’rof [7]: 172).
Makanya, nanti kalau Allah bertanya kepada kita, mempertanyakan tentang keimanan, kita sebagai manusia mau menjawab apa. Lantas pertanyaannya adalah mengapa bibit iman yang telah diberikan Allah kepada manusia ini bisa hilang? Karena bibit iman itu tidak dirawat dengan sungguh-sungguh, sebagaimana halnya bibit tanaman yang baik bila tidak diperhatikan, disiram, dipupuk hari semakin hari pasti akan mati. Nah, dengan hiruk pikuk isi dunia ini bila kita tidak memperhatikan dan menjaga iman kita tentu akan pudar. Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengingatkan,
(#þqßJn=ôã$# $yJ¯Rr& äo4quysø9$# $u÷R9$# Ò=Ïès9 ×qølm;ur ×puZƒÎur 7äz$xÿs?ur öNä3oY÷t/ ֍èO%s3s?ur Îû ÉAºuqøBF{$# Ï»s9÷rF{$#ur ( È@sVyJx. B]øxî |=yfôãr& u$¤ÿä3ø9$# ¼çmè?$t7tR §NèO ßkÍku çm1uŽtIsù #vxÿóÁãB §NèO ãbqä3tƒ $VJ»sÜãm ( Îûur ÍotÅzFy$# Ò>#xtã ÓƒÏx© ×otÏÿøótBur z`ÏiB «!$# ×bºuqôÊÍur 4 $tBur äo4quysø9$# !$u÷R$!$# žwÎ) ßì»tFtB Írãäóø9$# ÇËÉÈ  
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid [57]: 20)

Allah memberi peringatan kepada kita, bacalah ayat Al-Qur’an itu seperti ayat baru saja diturunkan kepada kita, maka kita akan trenyuh membacanya. Di ayat di atas Allah menyebutkan hal-hal yang membuat iman kita bisa pudar yakni kita antar sesama suka berbangga-banggaan, saling bergaya, saling menjaga gengsi, dengan kompetisi mengumpulkan harta supaya bisa menjaga eksistensi. Padahal, kehidupan dunia hanya seperti tanaman yang kelihatan hijau yang membikin petani sejuk namun hari berganti hari tanaman menguning dan hancur. Maka, janganlah kehidupan ini menyilaukan iman kita sebab kata Allah,” kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. 21:30/25/08/2017

Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.