Wacana Marzuki: Kumpulan tips, Religiositas Islam, Filsafat, Motivasi, Sejarah, Analisa Politik, dan Kegundahan
Telah Meninggal Gus Dur
Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur wafat. Saat ini jenazah Gus Dur masih berada di RSCM. (19.10 wib)
“Mas Marzuki, Gus Dur sedo”
“He…nek ngomong seng enak kowe”
“Di kandani kok”
Aku seperti ndak percaya saat temanku memberi kabar itu. Aku layaknya Sayidina Umar yang mendengar kabar Kanjeng Nabi Wafat, aku seperti mau marah, ingin ku habisi semua temanku. Tapi aku harus sadar bahwa kenyataan harus diterima.
lalu aku buka Internet. ku buka (www.detiknews.com)
"Innnalilahi wa inna Ilaihi rojiun telah meninggal dunia Kyai Haji Abdurrahman Wahid di RSCM. Al Fatihah," kata Bambang Susanto dalam statusnya di Facebook, Rabu (30/12/2009). Bambang Susanto merupakan asisten pribadi Gus Dur. Saat dikonfirmasi detikcom, Bambang memang membenarkan bahwa Gus Dur meninggal dunia. "Iya benar. Sudah dulu ya mbak," kata Bambang saat dikonfirmasi. (www.detiknews.com)
KH. Abdurrohman Wahid atau lebih akrab dipanggil dengan Gus Dur, beliau sudah taka sing lagi di Indonesia beliau adalah Mantan Presiden Repoblik Indonesia.
Tak banyak yang tahu, Abdurrahman Wahid dilahirkan dengan nama Abdurrahman Addakhil, alias Sang Penakluk. Tetapi kata "Wahid" yang berarti "Satu", karena ia memang anak pertama, lebih dikenal dari "Sang Penakluk".Ia lahir pada hari keempat dan bulan kedelapan kalender Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggal 4 Agustus, namun kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban, sama dengan 7 September 1940.Gus Dur dilahirkan di tengah keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan[2]. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. (http://www.rakyatmerdeka.co.id)
Gus Dur, tampil ke tengah pergumulan politik Indonesia dan intelektual Indonesia pada awal 1970 an ketika kita, pesantren dan Nahdlatul Ulama berada dalam posisi sangat memprihatinkan: diremehkan baik oleh pejabat pemerintah maupun kaum Intelektual muslim perkotaan, disingkirkan dari politik secara sistematis, dan hanya dianggap sebagai beban atau penghambat modernisasi dan pembangunan.
KH. Abdurrohman WAhidlah yang menjembatani dunia keulamaan tradisional dan peikiran modern mendukung sintesis intelektual reformis dan agenda social yang membedakan antara doktrin-doktrin atau hokum-hukum agama yang baku akomodasi social.
Ngopi dan Ngaji : Berguru kepada Sang Nabi
- Esai 001 : Muslim Jaman Now, Bukan Meniru Setya Novanto
- Esai 002 : Hidung Pesek Dan Balancing
- Esai 003 : Menjaga Diri Bukan Membela Diri
- Esai 004 : Indonesia dan Khilafah
- Esai 005 : Fundamentalisme Badar
- Esai 006 : Havana, oh na..na..ah sit! Fuck you trump
- Esai 007 : Menghadap Allah dengan hati yang selamat (1)
- Esai 008 : Menghadap kepada Allah dengan hati yang selamat (2)
- Esai 009 : 10 Hal Tidak Pantas Melekat Pada Ulama’?
- Esai 010 : Menjauhi Hipokrit, Menjadi Manusia Kongktret
- Esai 011 : Mursyid Membimbing, untuk Jiwa terombang-ambing
- Esai 012 : Halaqoh Cinta Akhir Tahun
- Esai 013 : Menuntut Hak atas Kewajiban?
- Esai 014 : Memahami Posisi Hamba
- Esai 015 : Buta Mata Hati, Renungan di Kaki Bukit Kendeng
- Esai 016 : Munajat Si Satpam Ganteng, Do’a dan Ijabah.
- Esai 017 : Masyarakat Madani
- Esai 018 : Determinasi Memasuki Islam Kaffah
Marzuki Ibn Tarmudzi
Tentang penulis :
Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.