Wacana Marzuki: Kumpulan tips, Religiositas Islam, Filsafat, Motivasi, Sejarah, Analisa Politik, dan Kegundahan
TAHUN BARU 2010 TETAP JAGA KOMITMENT
SERIAL TAHUN BARU 2010
By: Marzuki Bersemangat
“Tahun baru, apa bedanya dengan kemarin, sama kan tak ada bedanya hanya berubah fugsi kalender dari 2009 berubah menjadi 2010” kata salah temanku waktu kami ngobrol di café tadi Malam.
“Yang membedakan hanya rasa dan komitmen” jawabnya seketika itu
Ya, komitmen untuk merubah diri kita lebih baik. Tanpa komitmen jangan harap akan ada perubahan pada diri. Terutama komitmen yang kita bangun adalah dari segi semangat untuk terus berproses lebih baik. Biar kita dikatakan orang yang beruntung. Bila kita sama dengan tahun kemarin kita dikatakan rugi, bahakan bila kita semakin mundur dikatakan hancur. Kehidupan ini memacu kita untuk selalu maju berproses menjadi terbaik.
Mema’nai tahun baru dengan memasang tulisan di perempatan jalan, mengirim SMS pada teman “HAPPY NEW YEAR, hura-hura dijalan, pentas kembang api, makan-makan, kongkow-kongkow, cari cewek baru, menjelajahi tempat-tempat pariwisata ataupun mengadakan upacara yang bersifat social tanpa ada sentuhan pada jiwa, hanya sekedar formalitas tapi individu tak ada kepedulian terhadap lingkungan, tak ada antusias untuk mereformasi dirinya, maka acara tersebut layak disebut hura-hura. Tahun baru merupakan ajang bagi manusia untuk berkreasi. Entah berkreasi dalam hal apa. Secara jelas manusia punya kecenderungan dalam satu hal. Dan itulah nanti yang akan ditonjolkan dalam pergantian tahun baru ini.
Sebagian manusia dalam menyikapi tahun baru ini, ada yang menghabiskan aktunya berdiam diri di Masjid. Makam para wali ataupun tempat-tempat yang dianggap sacral. Membaca wirid, asma-asma Allah berdo’a supaya diberi tambahnya barokah pada tahun baru ini dan mengampuni dosanya yang telah lalu.
Dibagian manusia yang lain, mereka pergi ke hotel memboking cewek idamannya yang bukan istrinya, pada jam temapt pergantian tahun mereka memasukkan rudalnya pada lubang vagina perempuan. Maka pada hari tahun baru ini hotel kebanyakan penuh, disewa para manusia-manusia gila.
Sebuah dua segi model kehidupan mansuia yang berbeda. Bagiku sekali lagi tahun baru adalah tahun dimana harus instropeksi kesalahan masa lalu dan berkomitment untuk menjadikan masa lalu sebagai pelajaran. Sudah sering saya tulis bahwa
MANUSIA CERDAS ADALAH MANUSIA YANG SELALU MAU BELAJAR TERHADAP MASA LALUNYA DAN SELALU BERPROSES LEBIH BAIK PADA MASA SEKARANG.
Gambar diambil dari www.usm.ac.id/
Ngopi dan Ngaji : Berguru kepada Sang Nabi
- Esai 001 : Muslim Jaman Now, Bukan Meniru Setya Novanto
- Esai 002 : Hidung Pesek Dan Balancing
- Esai 003 : Menjaga Diri Bukan Membela Diri
- Esai 004 : Indonesia dan Khilafah
- Esai 005 : Fundamentalisme Badar
- Esai 006 : Havana, oh na..na..ah sit! Fuck you trump
- Esai 007 : Menghadap Allah dengan hati yang selamat (1)
- Esai 008 : Menghadap kepada Allah dengan hati yang selamat (2)
- Esai 009 : 10 Hal Tidak Pantas Melekat Pada Ulama’?
- Esai 010 : Menjauhi Hipokrit, Menjadi Manusia Kongktret
- Esai 011 : Mursyid Membimbing, untuk Jiwa terombang-ambing
- Esai 012 : Halaqoh Cinta Akhir Tahun
- Esai 013 : Menuntut Hak atas Kewajiban?
- Esai 014 : Memahami Posisi Hamba
- Esai 015 : Buta Mata Hati, Renungan di Kaki Bukit Kendeng
- Esai 016 : Munajat Si Satpam Ganteng, Do’a dan Ijabah.
- Esai 017 : Masyarakat Madani
- Esai 018 : Determinasi Memasuki Islam Kaffah
Marzuki Ibn Tarmudzi
Tentang penulis :
Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.