Tampilkan postingan dengan label RELIGIOSITAS ISLAM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RELIGIOSITAS ISLAM. Tampilkan semua postingan

10 RAMUAN OBAT PEMBASUH DOSA DAN OBAT PENYAKIT HATI : BENGKEL AKHLAQ


Wacana Marzuki. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa merasakan efek penyakit hati, misalnya di siang hari kita merasakan suasana yang berbeda dengan malam hari. Di siang hari kita merasakan panas dan polusi lainnya. Selain disebabkan radiasi sinar matahari dan debu-debu kendaraan ini juga disebabkan oleh hawa-hawa manusia yang masih berpacu dengan kesombongan, adigang, adigung, adiguno, iri, dengki, kemarahan, ambisi, dan lain-lain. Maka, orang-orang yang gemar mencari ketenangan berpikir seperti penulis ia lebih suka memilih malam hari. Sebab, mayoritas orang sudah terlelap dalam tidur. Kesombongan, rasa iri dan dengki,  nafsu angkara murka, ambisi ingin menguasi juga ikut terlelap atau terkadang hanya hidup dalam alam mimpinya. Yang jelas, udara sudah segar untuk dihirup.

Hati manusia itu rawan terkena berbagai penyakitnya hati seperti sombong, ingin dipuja-puja, iri, dengki, dan penyakit hati lainnya. Hati itu layaknya kaca jika tidak pernah dibersihkan ia akan ditumpuki dengan debu dan akibatnya akan sulit jika dibersihkan. Begitu juga dengan hati kita jika tidak pernah dibersihkan secara rutin bisa-bisa berpotensi berwatak layaknya Fir`aun yang dengan kesombongannya ia malah mengaku tuhan penguasa tertinggi (Na`udzu bi llahi min dzalik).

(Baca: 5 tips menjadi orangsukses)

Kenapa Islam perhatian dengan hal-hal yang menyangkut  dengan penyakit hati?

Dalam beragama itu ada dua aspek yang mesti diperhatikan. Yakni lahir dan batin. Keduanya saling melengkapi. Jika menjalankan Sholat saja namun tidak memperhatikan aspek batin maka bisa terjadi kehampaan, kekeringan dalam menjalankan agama. Memperhatikan aspek batin tentu saja salah satunya juga usaha kita untuk membuang penyakit hati itu. Sebab jika kesombongan tetap berada pada orang yang melakukan sholat ia bisa berakibat pada anti sosial salah satu dampaknya. Padahal, Allah benci terhadap pelaku itu.

Fawailun lilmushollina. Al-ladzina hum `an sholatihim sahun. Al-ladzina hum yuroo’un. Wayamna`una al-ma`una.

Maka celakalah orang yang salat. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan. (QS. Al-Ma`un [107]: 4-7)

Nah, dibawah ini ada 10 ramuan obat pembasuh dosa dan obat penyakit hati, yang ini saya adopsi dari kitab Nasho`ihul `Ibad, Karya Syeikh Mumammad Nawawi Ibnu Umar Al-Jawi. Mari kita belajar bersama-sama menjadi hamba yang lebih dicintai Allah Subhanahu wa Ta`ala.

1.     Faqir

Faqir disini artinya hamba yang senantiasa butuh kepada Allah Swt. Sebab Allah adalah Maha Kaya “Al-Ghoniy”. Allah tidak membutuhkan apapun. Apalagi membutuhkan ketundukan hamba-Nya. Justru manusia lah yang butuh pengampunan-Nya.

Ya aiyuha al-nasu antum al-fuqoro’u ila llahi wa llahu huwa al-goniyu al-hamidu.

Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji. (QS. Fatir [35]: 15)

Sikap “fakir” seorang hamba ini penting dalam pembentukan karakter hati manusia sebagai hamba Allah. Sebab dengan merasa butuh kepada Allah, pastinya ia telah membuang kesombongan yang bisa menghinggapinya. Ia telah sadar bahwa manusia itu tidak mempunyai daya dan upaya kecuali Allah menghendaki. Bahkan, ketika nabi Musa As membelah lautan dengan tongkatnya jangan dipikir itu adalah kekuatan nabi Musa namun itu adalah kehendak Allah Swt.

(Baca: cara mencari lowongankerja)

Jika manusia sadar sepenuhnya akan hal ini sebenarnya manusia tidak akan marah-marah jika suatu waktu ada orang yang melemparnya batu. Wama romaita idz romaita wa lakinna llaha roma (QS. Al-Anfal [8]: 17). Sebab sebenarnya yang melempari ia batu bukan orang itu namun atas kehendak Allah Swt. Membuka kesadaran tentang ini tentunya sangat penting dalam pengabdian kita kepada Allah Swt, dan dengan membuka kesadaran itu pula kita akan menemukan kebahagiaan yang sejati.

2.     Tawaduk

Tawaduk artinya rendah hati. Sebaliknya jangan sampai kita berlaku membanggakan diri “mukhtalan fakhuro”. Allah menyuruh hambanya bersikap rendah hati supaya tidak apatis terhadap orang-orang disekitar kita.

Wa bilwalidaini ihsana wa bidzil al-qurba wa al-yatama wa al-masakini wa al-jari dzi al-qurba wa al-jari al-junubi wa al-shohibi bi al-janbi wabni al-sabili wama malakat aimanukum inna llaha la yuhibbu man kana mukhtalan fakhuro. Al-ladzina yabkholuna wa ya’muruna al-nasu bi al-bukhli wa yaktumuna ma atahumu llahu min fadhlihi wa a`tadna bi al-kafirina `adzaban muhiina.

Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Kami telah menyediakan untuk orang orang-orang kafir azab yang menghinakan. (QS. An-Nisa [4]: 36-37).

(Baca: kebebasan yang baik)

3.     Tobat

Tentang tobat saya kemarin juga menulis tentang: 6 gejala yang membuat tobat diterima: Baca! Sebenarnya Allah pasti akan menerima tobat seorang hamba jika ia sungguh-sungguh dalam pertobatannya.

Wahuwa al-ladzi yaqbalu al-taubata `an `ibadihi waya`fu `an al-sayyiati wa ya`lamu ma taf`aluna.

Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Asy-Syura [42]: 25).

Sebab, Allah sendiri memang sangat menyukai hamba-hamba-Nya yang mau kembali memasuki jalan yang telah diajarkan rosulullah itu. Inna llaha yuhibbu al-tawwabina wa yuhibbu al-mutatohhirina. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri. (QS. Al-Baqoroh [2]: 222)

Jalan pertobatan ini banyak ditempuh oleh orang-orang sufi terdahulu, yang sebelumnya mereka merasa dirinya penuh dosa. Karena dengan proses ini seseorang akan lebih fokus dalam perjalanan kepada Tuhannya. Begitulah orang-orang yang telah diberikan hidyah oleh Allah maka semua akan mudah dalam menggapainya. Namun jalan itu bukan serta merta tetap dalam lumuran dosa sembari menunggu-nunggu datangnya hidayah. Sebab jalan itu ditempuh dari usaha manusia itu sendiri. Dan, biarlah Allah menghendaki jalan hamba-hamba Nya.

(Baca: belajar dengan cinta)

4.     Ridho

Riho disina bukan dimaksudkan anaknya bang Haji Roma Irama. Namun ridho disini adalah kerelaan. Ya kerelaan. Rela atas semua kehendak Allah. Nah, dengan membangun suatu sikap kerelaan kita kepada semua kehendak Allah. Maka kebahagian itu pasti akan didapat seorang hamba. Orang kalau sudah rela tentu rasa iri, dengki, kesombongan akan sulit berkembang di dalam hati. Kalau saya contohkan biasanya para jomblo akan sakit hati jika cintanya bertepuk sebelah tangan. Tentu, sakit hati ini tidak berlaku bagi mereka yang sudah rela atas semua takdir Allah. orang yang telah belajar bagaimana ridho terhadap kehendak Allah, ia menyikapi semuanya dengan positif thingking,”Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi untukku”.

Ridho ini penting lo, bahkan kalau orang yang ridho dengan semua ketentuan-Nya ia tidak gampang mengeluh. Bapak Prof. Said Agil Siroj menceritakan, bahwa KH. Abdurrohman Wahidi, atau lebih sering disapa Gus Dur itu orangnya tidak pernah mengeluh. Entah, misalnya sopirnya ngebut Gus Dur tetap saja tenang. Kita pun juga sering lah mendengar ungkapan Gus Dur,”Ah, gitu aja kok repot.” Nah, ini adalah sebuah potret seorang hamba yang ridho kepada Allah. Maka, Amien Rais menggulingkan Gus Dur dari kursi kepresidenan Gus Dur menerima saja. Padahal, kalau Gus Dur menginstruksikan Banser untuk perang mereka sudah siap. Namun, Gus Dur adalah hamba Allah yang luar biasa.

(Baca: PEREMPUAN HEBAT, srimulyani)

5.     Qonaah

Qonaah itu menerima apa adanya. Pokoknya ia tidak menuntut banyak terhadap kondisi tertentu. Orang yang qonaah ini tentunya harus terlebih dulu belajar tentang ridho terhadap takdir Allah itu. Bersikap hidup sederhana adalah wujud dari qonaah itu. Kehidupan ini juga contohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Semisal dalam suatu waktu Nabi bertanya kepada A`isyah tentang masakan pagi ini. `Aisyah menjawab tidak ada masakan untuk hari ini. Maka nabi pun meniati hari itu juga untuk berpuasa. Nah, ini adalah sebuah contoh yang baik. Sebab nabi tidak memprotes sana dan mengkritik sini.

Kehidupan yang qona`ah juga diwarisi oleh Presiden pertama Indonesia. Yakni Ir. Soekarno. Bahwa didalam kehidupan beliau yang ada hanya perjuangan dan sama sekali tidak berambisi ingin menguasai materi. Maka banyak teman-teman saya yang berpendapat bahwa kepemimpinan yang bersih dari korupsi adalah rezim Soekarno. Ini sangat berbeda dengan pemimpin-pemimpin sekarang meski tidak semua. Korupsi merajalela. Dan, ketika akhir-akhir ini ada isu tentang resufle para menteri, konon banyak menteri yang pergi ke dukun untuk supaya tidak dicopot. Kenapa? Sebab jadi menteri itu enak. Misalnya ingin pergi ke Kakanwil Surbaya, ia pas berangkat mendapat pesangon dari pemerintah. Nah, setelah nanti sampai di Kakanwil Surbaya ia nanti juga mendapat pesangon lagi. Belum nanti mendapat gula, minyak, dll untuk anak istrinya. Wal-hasil, pesangon yang dari pemerintah itu utuh. Belum lagi mendapat gaji bulanan. Enak to!!

6.     Takwa

Takwa itu ya benarlah yang biasanya dikhutbahkan tiap jum`ah itu. Dan sebagai muslim kita tinggal terus meningkatkan kualitas keimanan itu. Tentu tiap manusia mempunyai kadar ketakwaan kita. Terpenting, bagaimana kita terus konsisten dalam ketakwaan itu. Kita tahulah hidup ini begitu komplek godaannya. Apalagi, yang jualan dipasar. Kan tiap hari melihat lawan jenis yang macem-macem. Apalagi, kini adalah bulan puasa. Dan, puasa itu sendiri adalah tugas bagi mu`min untuk dilaksanakan jika ingin menjadi mu`min yang benar-benar dicap takwa oleh Allah. puasa tidak yang tahu lo kecuali dirinya dan Allah. sebab anda bisa saja berpura-pura didepan manusia misalnya; mengantuk, ida-idu, bicaranya pelan dan seambrek kehebatan acting anda, sebab mungkin aja anda lulusan casting sinetron. Tapi didepan Allah kita tidak bisa akting berpuasa. Maka dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah sendiri yang akan memberikan pahala puasa.

(Baca: perempuan dalam Islam:sorban (di kalung perempuan)

Takwa itu tidak mesti harus sehebat Rosulullah. Namun kita berusaha untuk mengikuti Nabi Muhammad Saw. Sebab semua manusia tidak sama kekuatannya. Mungkin kita sama-sama sholat namun pastinya hanya Allah paling tahu kadar sholat hamba-Nya.

7.     Malu

Al-haya’u mina al-imani. Malu adalah sebagian dari iman. Malu kepada Allah jika mengerjakan kemaksiatan. Menumbuhkan malu kepada Allah itu harus sebagai orang yang beriman. Jangan malu kepada manusia. Sebab jika ukuran malunya kepada manusia tentunya tetap akan dikerjakan jika tidak ada manusia. Suatu hari ada pengendara sepeda motor yang menerobos lampu lalu lintas kemudian ketangkap polisi. Dan ia pun diinterogasi sama polisi,”Kamu tahu kalau tadi lampunya merah?”. “Tahu Pak”, kata orang itu. “Kamu tahu kalau perbuatan kamu membahayakan pengendara lain?”, tanya polisi lagi. “Tau Pak”. “Lantas, kenapa kamu masih melanggar lampu merah?”. “Maaf Pak, saya tidak tahu ada bapak”, menjawab dengan polosnya orang itu.

Nah, begitulah jika malu ukurannya hanya kepada manusia. Namun, jika malu itu kepada Allah kita tidak akan pernah bisa melakukan pembangkangan. Sebab Allah adalah Maha Tahu. Oh ya, ini tentunya bukan seperti kata seorang sastrawan nakal, yang pernah mengatakan bahwa: “Kalau kita sholat jangan sampai ada orang yang tahu supaya kita tidak riya` dalam menjalankan sholat. Bahkan Allah pun jangan sampai tahu kalau kita sholat”. Akhirnya, orang itu tidak pernah sholat sampai mati karena Allah selalu mengetahui.

8.     Mahabbah

Mahabbah itu cinta kepada Allah. Tentunya, cinta itu harus dibuktikan bukan hanya ungkapan saja. Lha wong mengucapkan cinta kepada makhluk saja dibuktikan apalagi dengan Tuhannya. Sebab dalam hal ini Allah tegas. Seorang hamba yang mengucapkan,”Saya beriman”. Itu sama sekali tidak cukup untuk mendapat predikat “manusia beriman”, sebelum ia benar-bernar mengikuti ajaran nabi Muhammad Saw, bahkan Allah akan mengujinya terlebih dulu. Anda bisa membaca di QS. Al-Ankabut [29]: 2-3, Ali Imron [3]: 31). Wal-hasil, sekedar ucapan yang dari mulut tanpa ada pembuktian itu juga dilakukan oleh orang-orang munafek.

(Baca: ilmu iku kalaku kantilaku)

Para pecinta Tuhan senantiasa merasa indah ditiap-tiap waktunya. Sebuah perasaan yang tak dapat tergambarkan dengan dan tak dapat diberi padanan dengan apapu yang ada didunia ini. Hingga muncul perasaan dalam hati, tak ada yang lain di dunia ini, yang ada hanyalah Kau dan aku saja. Kita berdua yang hakikatnya Satu. Makanya dalam khasanah tasawuf, keindahan surga sudah dapat dirasakan oleh para pecinta Allah Swt.

9.     Syukur

“Wa idz ta’adzdzana robbukum lain syakartum la azidannakum wa lain kafartum inna `adzabi lasyadiid”.

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-KU sangat berat”. (QS. Ibrohim [14]: 7).

Sebenarnya tidak alasan bagi kita untuk tidak mengucapkan,”Alhamdulillah”. Sebab sangat tak terhitung nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita semua. Hal ini sebenarnya hanya manusia itu sendiri yang bisa membuka kesadaran. Caranya, ya kita renungkan saja nikmat-nikmat yang kita nikmati ini. Atau kita baru menyesal setelah semua ini dicabut oleh Allah. Betapa nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita ini bak kaos singglet yang melekat ditubuh yang tidak terasa terpakai namun akan terasa sekali ketika kaos singlet itu telah lepas dari tubuh.

Tsumma latus’alunna yauma’idzin `ani al-na`im

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu” (QS. Al-Takatsur [102]: 8)

Wal-hasil, apakah kita akan tetap dalam kebodohan dengan tidak menyadari nikmat-nikmat Allah lantas mensyukurinya. Bersyukur itu bukan hanya sekedar dibibir saja namun bagaimana kita bisa memanfaatkan kenikmatan Allah itu untuk kemanfaatan yang lebih besar.

10. Harapan

Harapan atau biasanya disebut roja`, yang biasanya juga digandengkan dengan “khouf”, artinya takut. Jadi rasa takut kepada Allah dan berharap kepada Allah adalah pasangan yang seimbang. Maksudnya, seorang hamba harus takut kepada Allah karena Allah mempunyai siksa yang menyedihkan namun jangan lupa bahwa Allah juga mempunyai rohmat yang besar makanya jangan sampai kita putus harapan kepada Allah.

(Baca: cerita cinta 2)

Nah, harapan seorang hamba kepada Allah itu harus dikonsistensikan. Bahkan jangan hanya berharap rohmat Allah didunia. Konon, Allah hanya membagi rahmat-Nya 1% di dunia, sedangkan yang 99% itu diakhirat. Wal-hasil, kita rugi jika harapan kita hanya difokuskan di dunia saja.

Harapan atau cita-cita seorang hamba mestinya jangan hanya berharap sesuatu yang biasa-biasa saja. Lebih dari itu berharaplah ingin bermuwajahah dengan Allah. Apalagi beribadah hanya berharap surga, kan ndak masuk akal. Lha wong manusia itu lebih baik dari pada surga. Bukankah manusia itu,”Ahsanu taqwim”. Kan nanti ndak enak kalau kita di surga tapi Allah tidak pernah “menampakkan”. 

Hati Yang Bersih

Sebelum tulisan ini saya akhiri, mari kita sama-sama membersihkan hati kita. Sebab,

Qod aflaha man tazakka. Wa dzakaro sma robbihi fasolla. Baltu’tsiruna al-hayata al-dun’ya.  Wa al-akhirotu khoirun wa abqo. Inna hadza lafi al-shuhufi al-ula. Suhufi ibrohima wa musa.

Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat. Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu. (yaitu) kitab-kitab Ibrohim dan Musa. (QS. Al-A`la [87]: 14-19)

Sekali lagi, proses pembersihan hati itu dilakukan dengan cara memperhatikan amalan-amalan hati seperti faqir, tawaduk, qonaah dan lain-lain sebagainya itu. Mengapa? Karena yang menghadap kepada Allah hanya adalah orang yang mempunyai hati yang bersih.

Yauma la yanfa’u malun wa la banun. Illa man ata llaha biqolbin salim.

“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. Asy-Syuaro [26]: 88-89).

(Baca:melemahnya media Islam)

(Baca:cak nun di 40 hari Gus Dur)

 

Tags;  menyucikan hati, menjernihkan hati, manajemen qolbu,

WASPADA! SIKAP-SIKAP MENGHADAPI BERBAGAI GODAAN DALAM KEMISKINAN : TADABBUR AL-QUR’AN


WacanaMarzuki. Memang iyya!! Kemiskinan itu tidak serta merta membuat manusia menjadi tertekan apalagi jika miskin berjama`ah. Konon, mbah-mbah saya bercerita betapa sawah di daerah kami hanya mengeluarkan pangan sekali dalam setahun berbeda dengan sekarang bisa tiga kali panen padi dalam setahun. Bahkan, panen yang sekali itupun harganya tidak seberapa. Dulu, untuk bisa makan beras saja itu serasa makanan istimewa. Sehari-harinya makan gaplek. Namun itu semua dirasakan oleh mbah-mbah saya dengan fine-fine aja. 

 

Kemiskinan yang tengah melanda Indonesia ini konon disebut kemiskinan yang struktural. Kemiskinan struktural menurut Prof. Dr. Mahfud M.D. bukan hanya disebabkan oleh masyarakat yang malas. Lebih dari itu kemiskinan struktural disebabkan oleh sistem ekonomi yang salah, atau kesempatan orang untuk bekerja telah dicabut kesempatannya. oleh karena itu dalam hal ini pemimpin biasanya disalahkan sebab tidak bisa mengelola sistem ekonominya. Coba kita tengok, betapa banyak ibu-ibu yang tiap hari bekerja memecah batu di lereng-lereng gunung namun dalam sehari ia hanya mendapatkan 600 rupiah bukan 600 ribu, tidak sampai seribu rupiah lho. Dalam kasus ini memang sistem ekonomi patut dipersalahkan. Bukan hanya berkhutbah penuh wibawa sembari menunjuk-nunjuk mengutuk umat untuk bekerja keras.

Lantas, apakah saya harus mengkampanyekan kembali ide-ide kaum sosialis itu? Yakni, bermimpi sebuah struktur masyarakat tanpa kelas. Semua harus sama. Kalau miskin harus miskin semuanya atau sebaliknya, kaya satu kaya semua. Sebenarnya iyya. Saya sebetulnya mendukung ide itu. Enak ya kalau semua kaya. Tidak ada yang makan hamburger didepan orang yang makan singkong. Tidak ada lagi orang-orang di rumah reyot dipinggiran sungai metropolitan yang memikirkan kelangsungan hidupnya, sementara di seberang jalan kita menyaksikan gedung bertingkat milik orang-orang bermodal. Wuih! Asyik mungkin. Yang ada, kita berjama`ah ngobrol di warung tertawa-tawa bersama. Namun, mimpi tentang kesetaraan ekonomi yang tanpa kelas dalam suatu negara, menurut saya tidak seindah bayangan saya. Bagaimana kalau saya melihat korea utara mungkin, bayangan keindahan itu pudar. Sebab semua gerak-gerik rakyatnya diatur dalam undang-undang yang ketat. Anda bisa lihat lah itu. Sementara kita hidup di Indonesia sangat menikmati kebebasan. Oke! saya tidak berpanjang tentang wacana sistem perekonomian ini.

Yang jelas, keruntuhan Uni Soviet yang sosialis marxis itu adalah pertanda bahwa kesetaraan ekonomi yang diimpikan oleh kaum sosialis itu adalah mustahil. Wal-hasil, memang harus ada orang kaya dan orang miskin. Sebab dalam QS. Al-Zukhruf [43]: 32, Allah berfirman;

“Ahum yaqsimuuna rohmata robbika nahnu qosamna bainahum ma`isyatahum fi al-hayati al-dunya rofa`na ba`dluhum fauqo ba`dlin darojatin liyattahidza ba`dluhum ba`dlon sukhriyan wa rohmatu robbika khoirun mimma yajma`un”,

”Apakah mereka yang membagi-bagi rohmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Terpenting, Al-Qur’an memberikan petunjuk kepada kita. Di mana Al-Qur`an juga memberikan petunjuk terkait sikap-sikap yang harus selalu dijaga dalam menghadapi kemiskinan. Sebab kita sebagai orang Islam, kemewahan ekonomi bukanlah yang tujuan utama namun bagaimana kita tetap setia terhadap ajaran Nabi Muhammad Saw. Berikut ini sikap yang harus dijaga oleh orang yang kekurangan finansial;

(Baca: Jas Merah)

1.     Tetap sabar dan sholat

Saya yakin finansial adalah masalah tiap orang. Namun, kalau orang kaya tentu saja masalah finansialnya bukan terletak pada problem untuk pemenuhan primernya. Berbeda dengan orang-orang yang berpenghasilan rendah, ia bingung dalam pengelolaan kebutuhan primernya; sandang, pangan, papan, pendidikan anaknya. Bagi orang yang beriman Sabar dan sholat adalah senjata ampuh dalam meminta kepada Allah dalam berbagai kondisi.

“Yaa aiyuha al-ladzina amanu sta`inu bi al-sobri wa al-sholati inna llaha ma`a al-shobirina”,

”Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 153).

Sabar itu bukan diartikan menerima keadaan tanpa berusaha. Sabar itu artinya tangguh. Menjadi mu`min itu harus tangguh dalam menghadapi segala problematika. Dan senantiasa memperbanyak sholat selain sholat fardhu. Tentu saja, sebagai memperbanyak sholat sunnah misalnya; dhuha, qobliyah, ba`diyah, tahajud dan lain sebagainya. Dengan itu lebih mendekatkan kepada Allah Swt. Dan tentu dibarengi dengan do`a. Dengan sering menyapa Allah tiap waktu cepat atau lambat Allah pasti akan memberikan jalan untuk hamba-Nya.

(Baca: Cara Mengelola Waktu)

2.     Jangan melihat orang kaya terus

Latamudanna `ainaika ila ma matta`na bihi azwajan minhum wa la tahzan `alaihim wahfidh janahaka lilmu’minina.

Janganlah sekali-kali engkau tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan engkau engkau bersedih hati terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman. (QS. Al-Hijr [15]: 88).

Menjaga pandangan itu sangat penting lo. Di awal udah saya singgung, bahwa pada dasarnya kita makan singkong itu tidak terlalu menderita. Namun jika kita selalu melihat orang-orang yang makan humberger mungkin perasaan “menderita” itu ada. Mengendalikan pandangan itu dibutuhkan untuk selalu kita bisa bersyukur, tentunya jika kita mau melihat orang-orang yang levelnya di bawah kita. Jika rumah kita sangat sederhana jangan terus memandangi dan merenungi rumah sebelah yang lebih mewah. Merenungi ayat di atas tentunya menjadi penyejuk hati kita untuk senantiasa tangguh dalam segala kondisi dan senantiasa berendah hati terhadap saudara-saudara kita yang seiman. Pandangan yang kita umbar adalah penyebab rasa iri dan dengki terhadap orang lain. Dan sifat itu dilarang oleh Allah. Al-hasil, kita akan kembali kepada Allah dan semuanya akan kita tinggalkan.

(Baca: Rahasia Hidup Bahagia)

3.     Awas jangan sampai murtad

Bi’sama sytarau bihi anfusahum anyakfuru bima anzala llahu bagyan an yunazzila llahu min fadhlihi `ala man yasyaau bigodhobin `ala godhob wa lilkaafirina `adzabun muhinu.

Sangatlah buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya, dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Karena itulah mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan. Dan kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang menghinakan. (QS. Al-Baqoroh [2]: 90)

(Baca: Hikmah Putus Dari Pacar)

Godaan manusia untuk keluar dari Islam itu berwarnai-warni dalam kehidupan ini. Apalagi kini kita hidup dalam suatu alam yang memuja materi. Tidak sedikit orang Islam yang mudah tergoda dengan suatu keadaan tertentu dengan tanpa terasa menjual keimanan. Terlalu menyinggung jika di contohkan dalam kehidupan sehari-hari tentang hal-hal apa saja yang sering secara tak sengaja iman menjadi taruhan. Semua berawal dari menyimpang dari hukum-hukum Allah namun secara perlahan namun pasti keimanan menjadi taruhan. Kalau dipaksa mencohtohkan sering teman-teman yang malu jika menjadi pengangguran mereka lebih memilih bekerja di sebuah perusahaan yang memproduksi humberger misalnya. Mereka tahu kalau humberger itu barang haram karena prosesnya yang tidak syar`i. Namun mereka masih tetap saja menjalani sebagai kuli di perusahaan itu seakan telah melupakan atau apatis dengan hukum-hukum Allah Swt.

(Baca: Benarkah Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman)

4.     Jangan mau dipaksa murtad

Man kafaro billahi min ba`dihi imanihi illa man ukriha waqolbahu muthmainun bil imani walakin man syaroha bilkufri sodron fa`alaihim godhobun mina llahi walahum `adzabun `azhim.

Barang siapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa) tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan mendapat azab yang besar. (QS. An-Nahl [16]: 106)

Jangan mau dipaksa murtad. Sebagai pemuda, kemiskinan lagi-lagi kemiskinan kerap mengganjal keberlangsungan pendidikan seseorang. Uang memang bukan segalanya, namun uang tetap dibutuhkan dalam keberlangsungan pendidikan. Terkadang niat dalam hati sudah bulat ingin meneruskan sekolah setinggi-tingginya namun terhambat uang. Kepala pusing, tidur kepala pening, kalau sudah tidur malas bangun karena takut kepeningan kepala nempel lagi.

Kepusingan itu semakin lama menjadi tertekan. Kondisi ini kerap dialami dan bisa saja menghalalkan segala cara. Lantas, ditengah kepeningannya ada seseorang yang menawarkan sekolah di Amerika Serikat dan ditentukan jurusannya. Pemuda itupun meng iyyakan dan berangkat. 4 tahun pemuda itu kuliah namun ijazahnya disita. Ia bisa mengambilnya jika bersedia masuk agama kristen. Nah, disinilah kemiskinan menjadi ujian bagi pemuda itu. 

(Baca : diakhirat mbah hasyim lebih populer dari kyai ahmad dahlan)

5.     Awas tipu daya kristenisasi, peringatan bagi orang miskin dan kaya

Latajidanna asyadda al-nasi `adawatan lilladzina amanu al yahuda wa al-ladzina asyroku walatajidanna aqrobahum mawaddatan lilladzina amanu al-ladzina qolu inna nashoro dzalika bianna minhum qissisina waruhbana wa annahum layastakbirun.

Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang yahudi dan orang-orang musyrik. Dan pasti akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata,”Sesungguhnya kami adalah orang-orang nasrani.” Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri. (QS. Al-Maidah [5]: 82).

Kasus pemuda di atas, adalah contoh kasus kristenisasi yang marak. Biasanya, kristenisasi lebih halus daripada yang saya contohkan diatas. Semisal, disebuah daerah minus yang masyarakatnya berpenghasilan rendah dibangunlah masjid besar oleh orang kristen. Bermula dari situ banyak acara-acara pengajian yang diadakan di Masjid itu, yang tentu didanai oleh non muslim itu. Memang, itu kelihatannya adalah islamisasi namun secara perlahan masyarakat telah dimasuki alam bawah sadarnya untuk mengakui bahwa ini semua bisa terlaksana karena ada orang kristen itu. Di lain sisi, orang kristen itu juga membawa misi lain untuk agamanya. Entah, membuka pendidikan yang telah disusupi ideologi kristen.

(Baca: Cerita lamunan di kelas)

6.     Jangan menurunkan anak yang lemah

Walyakhsya al-ladzina lau taroku min kholfihim dzurriyyatan dhi`afan khofu `alaihim falyattaqu llaha walyaqulu qoulan sadida.

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. (QS. An-Nisa [4]: 9)

Ekonomi selalu diidentikkan dengan uang. Itu sah-sah saja namun sebagai manusia, kita adalah “hayawanun natiqun”, hewan yang berfikir, tentu uang bukan segalanya. Apalah arti uang buat hewan. Maka, menumbuhkan generasi penerus bukanlah harus berhenti jika berargumentasi karena uang. Bagaimanapun, orang Islam harus memikirkan masa depan umat Islam, dengan memperhatikan anak-anak kita. Mungkin, kita bisa dikatakan berhasil, namun keberhasilan itu adalah orang-orang tua kita selayaknya disebut orang yang berhasil. Kita diingatkan tentang sejarah Nabi Muhammad Saw, bahwa beliau senantiasa mendidik para sahabatnya, sehingga ketika beliau dipanggil Allah Swt, umat tidak kocar-kacir namun Nabi telah mempersiapkan generasi penerusnya. Ada Sahabat Abu Bakar, Umar bin Khottob, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Tolib, dan sahabat-sahabat lainnya.

7.     Jangan takut menikah asalkan berusaha

Walyasta`fifi al-ladzina la yajiduna nikahan hatta yagniyahumu llahu min fadhlihi wa al-ladzina yabtaguna al-kitaba mimma malakat aimanukum fakatibu hum in `amittum fihim khiron wa atuhum min mali llahi al-ladzi atakum walatukrihu fatayatikum `ala al-bigoi in arodna tahasshunan latabtagu `arodho al-hayati al-dunya wa man yakrihhunna fa inna llaha min ba`di ikrohihinna gofurun rohimuu.

Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (dirinya), sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), henaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa. (QS. An-Nur [24]: 33).

(Baca: Jejak Sang Ode)

8.     Nadzar adalah pancingan keberhasilan

Waminhum man `ahada llaha lain atana min fadhlihi lanasshodaqonna min al-sholihin. Falamma atahum min fadhlihi bakhilu bihi watawallau wahum mu`ridhuna.

Dan diantara mereka ada yang telah berjanji kepada Allah,”Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh.” Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran). (QS. At-Taubah [9]: 75-76).

Itu adalah firman Allah, maka kita harus yakin betapa janji Allah itu benar. Nadzar itu adalah perjanjian seorang hamba kepada Allah Swt, untuk melakukan sesuatu jika Allah mengabulkan permintaan hamba itu. Dulu, ketika sekolah dasar saya sering bernadzar. Biasayan itu saya lakukan ketika akan ulangan dan saya ingat ketika menghadapi Ujian Akhir Sekolah. Dengan bernadzar biasanya saya lebih giat daripada tidak melakukan nadzar. Sebab, saya mengucapkan nadzar itu sendiri adalah merupakan ungkapan hati kecil saya untuk ingin meraihnya. Dan siap melunasi nadzar itu jika tercapai cita-cita. Nadzar itu ada aturannya, bahwa tidak boleh bernadzar dalam hal kejelekan. Anda bisa membaca di buku-buku hukum Islam mengenai topik nadzar ini.

(Baca : 5 tips memilih bisnis)

9.     Jangan cari dukun, pesugihan (musyrik)

Waminannasi man ya`budu llaha `ala harfin fain asobahu khoiru ithma’anna bihi wa in asobathu fitnatu inqolaba `ala wajhihi khosiro al-dunya wal al-khirota dzalika huwa al-khusronu al-mubinu. Yad`u min duni llahi mala yadhurruhu wamala yanfa`uhu dzalika al-dholalu al-ba`idu. Yad`u laman dhorruhu aqrobu min naf`ihi labi’sa al-maula walabi’sa al-`asyiru.

Dan diantara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik kebelakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata. Dia menyeru kepada selain Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana dan (tidak) pula memberi manfaat kepadanya. Itulah kesesatan yang nyata. Dia menyeru kepada sesuatu yang (sebenarnya) bencanya lebih dekat daripada manfaatnya. Sungguh, itu seburuk-buruk penolong dan sejahat-jahat kawan. (QS. Al-Haji [22]: 11-13).

Ngapain nyari dukun, emangnya dukun itu pemegang kunci keberhasilan. Menurut survey sih bukan. Daripada pergi ke dukun lalu memberikan amplop mendingan amplopnya dimasukin aja “kotak amal” Masjid. Lantas, kita berdo`a kepada Allah dengan seoptimalnya, yakinlah Allah akan mengabulkan do`a kita. Kemusyrikan itu mengotori keimanan maka bersihkan hati kita dari kotor-kotor itu. Yakni, tiada tuhan selain Allah.

 

10.                        Jangan kamu bunuh anakmu karena takut miskin

Wala taqtuluu auladakum khosyata imlaaqin nahnu narzuquhum wa iyyakum inna qotlahum kana khit’an kabiiron.

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki  kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar. (QS. Al-Isro [17]: 33).

Akhir-akhir ini media Indonesia digegerkan kematian bocah 8 tahun bernama Angeline. Bocah yang dibunuh secara sadis dan di kubur di kandang ayam belakang rumah milik ibu angkatnya. Entahlah, siapa yang membunuh. Yang jelas, ada yang bersuara bahwa bocah ini tentu tidak akan demikian jika ia tidak lahir dalam kemiskinan. Memang, ibu kandungnya melepaskannya untuk diadopsi karena tidak bisa membayar biaya persalinan. Menurut saya, tidak semestinya anak itu dilepas hanya gara-gara uang. Apalagi, di media televisi tampak ibu dan bapaknya masih sangat muda yang tentu masih mampu mengusahakan biaya persalinan itu. Orang jawa itu kan pada dasarnya bisa nekat untuk mendapatkan segala sesuatu. Toh, masih banyak jalan menuju roma.

(Baca: madiun kota gadis)

11.                        Jangan putus asa

Qul ya`ibadiya al-ladzina asrofu `ala anfusihim lataqnatu min rohmatillahi inna llaha yagfiru al-dzunuba jami`an innahu huwa al-gofuru al-rohimu.

Katakanlah,”Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar [39]: 53).

Jangan putus asa. Ya jangan pernah berhenti untuk selalu di jalan Allah Swt. Apapun hambatannya harus sabar, bertahan, tangguh. Semua cita-cita seapapun tingginya tentunya harus dimulai niat karena Allah Swt. Maka insya Allah kita pun akan nyaman dalam cita-cita itu. Masalah tentang tercapai atau tidak itu adalah ketentuan Allah. Jadi seumpama Allah tidak memberikan apa yang kita impi-impikan itu yakinlah Allah akan memberi hal lain yang lebih baik. Terpenting, bukan apa yang kita impikan yang terkabul namun bagaimana kita tetap berada dalam jalan Allah Swt. Saya tidak setuju dengan orang yang mengatakan,”Gantungkan cita-citamu setinggi langit!.” Menurut saya, kita itu bekerja saja yang keras urusan hasil kita serahkan pada Allah.

12.                        Mohonlah keringanan ujian

Layukallifu llahu illa wus`aha laha makasabat wa`alaiha maktasabat robbana latuakhidzna in nasina au akhto’na robbana wala tahmil `alaina ishron kama hamaltahu `ala al-ladzina min qoblina robbana wala tuhammilna malathoqota lana bihi wa`fu `anna wagfirlana warhamna anta maulana fanshurna `ala al-qoumi al-kafirina.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdo`a), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunillah kami, dan rahmatillah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqoroh [2]: 286.

13.                        Jangan meminta tolong orang kafir

Ya ayyuha al-ladzina amanu la tattakhidzu `aduwii wa`aduwwakum auliya’a tulquna ilaihim bilmawaddati waqod kafaru bima ja’akum mina al-haqqi yukhrijuna al-rosula waiyyakum an tu’minu billahi robbikum in kuntum khorojtum jihadan fi sabilii wagtigo’a mardhoti tusirruna ilaihim bi al-mawaddati wa ana a`lamu bima akhlaftum wama a`lantum waman yaf`alhu minkum faqod dholla sawa’a al-sabili. In yatsqofu kum yakunu lakum a`da’an wayabsutu ilaikum aidiyahum wa alsinatahum bi al-su’I wa waddu lautakfurun. Lan tanfa`akum arhamukum wa auladakum yaumal al-qiyamati yafshilu bainakum wa llahu bima ta`maluna bashirun.

Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia sehingga kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal mereka telah ingkar kepada kebenaran yang yang disampaikan kepadamu. Mereka mengusir rasul dan kamu sendiri karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhoan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang, dan aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus. Jika mereka menangkapmu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu lalu melepaskan tangan dan lidahnya kepadamu untuk menyakiti dan mereka ingin agar kamu(kembali) kafir. Kaum kerabatmu dan anak-anakmu tidak akan bermanfaat bagimu pada hari kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mumtahanah [60]: 1-3).

 

Tags; SIKAP-SIKAP YANG HARUSDIJAGA OLEH ORANG MISKIN, MEWASPADAIGODAAN IMAN,

 

 

Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.