Tampilkan postingan dengan label Tetes-Tetes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tetes-Tetes. Tampilkan semua postingan

Wajib baca! mantra-mantra sakti, untuk kamu yang ingin atau sedang membangun keluarga.

Kamis, 7 Desember 2017

Oleh : Marzuki Ibn Tarmudzi

Suatu pernikahan yang berhasil harus memiliki syarat, yakni jatuh cinta berkali-kali dan selalu dengan orang yang sama (Mignon McLaughlin)

WACANAMARZUKI. Semua orang tahu, Tuhan telah menciptakan pasangan-pasangan pada ciptaan Nya. Maka, tidak perlu khawatir untuk tidak mendapatkan jodoh. Adalah penistaan Tuhan, jika anda meragukan janji-janji Nya. Manusia hanya berusaha, ketika mengusahakan seseorang untuk menjadi jodoh kita namun kok dia nya menjauh, berarti dia bukan jodoh kita. Sebab Tuhan telah memilihkan jodoh untuk kita, dan ketika telah datang kita harus menerima dan berusaha untuk membangun istana keluarga itu supaya tetap kokoh dari hantaman cuaca dan bencana lainnya.

Di bawah ini ada beberapa mantra-mantra sakti dari beberapa ahli pikir, tentang pengalaman mereka dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

1. Mengedepankan Perasaan

Perkawinan adalah hal berat karena anda harus berurusan dengan perasaan dan....pengacara. (Richard Pryor, reader’s Digest). Saling menjaga perasaan itu yang terpenting dalam mempertahankan keutuhan keluarga. Membentuk keluarga yang sakinah, bukan berarti tenang tiada gelombang riuh rendah. Namun ketenangan dalam keluarga adalah upaya yang terus menerus memperjuangkan supaya tetap tenang meski gelombang menghamtam. Dan, bagaimana pasangan menggunakan perasaannya untuk menjaga keutuhannya. Atau, anda akan berhadapan dengan pengacara.

2. Cinta

Cinta bukanlah apa yang kita katakan, tapi lakukan. Cinta adalah aksi, bukan emosi. (Eric Clapton, Gitaris Dunia). Hadirnya rasa cinta dalam membentuk keluarga itu penting. Sebab cinta bisanya mampu menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Dan kehidupan yang didasari dengan rasa cinta lebih mampu membawa gerakan-gerakan lebih ringan. Maka, pengertian cinta bukanlah hanya sekedar dibibir saja. 

Suatu pernikahan yang berhasil memiliki syarat jatuh cinta berkali-kali selalu dengan orang yang sama. (Mignon McLaughlin). Dalam upaya membangun istana perkawinan yang megah, kokoh hingga tua memang tidak mudah. Perjuangan yang terus menerus untuk mencintai pasangan adalah keharusan.

Cinta pada pandangan pertama bukanlah hal yang luar biasa. Jika dua orang yang telah menikah bertahun-tahun dan masih selalu saling memandang itulah keajaiban. (Sam Levinson). Maka, tidak layak mendapatkan asupan jempol, jika pasangan yang hanya romantis di awal-awal pernikahan, namun setelah beberapa bulan berhadapan dengan pengacara. Alasan yang muncul biasanya, tidak adanya kecocokan. Begitulah, cinta keduanya makin hari makin tergerogoti oleh waktu.

Cinta di masa muda adalah sesuatu yang semu dibandingkan dengan cinta seorang suami pada istrinya di masa tuanya. (Will Durant (Pada HUT yang ke-90). “Ketidak adanya kecocokan”, begitulah yang mereka ungkap ketika memutuskan untuk berpisah. Kata orang-orang tua,”biyen ketok opo, saiki ketok opo”, dulu kelihatan apa, sekarang kelihatan apa, adalah renungan supaya kita bertanggungjawab terhadap keputusan kita, bahwa dulu berani menikah pasti sudah punya data, bahwa ia layak menjadi pendamping dan harus mempertahankannya. Cinta itu bukanlah ketegangan sesaat seperti anak muda itu.
3. Rasa persahabatan

Seorang sahabat adalah orang yang berada di sisi anda di saat anda berada di posisi yang bersalah. Hampir semua orang akan berada di sisi anda bila anda di posisi yang benar.” (Mark Twain). Manusia bukan makhluk sempurna, berbuat salah adalah hal yang lumrah. Dan, sebagai pasangan hendaknya tetap mendampingi fisik dan hati pasangan ketika sedang dalam posisi salah.

Sebagai pasangan, sahabat terdekat kita adalah pasagan kita. “Anda akan memperoleh sifat-sifat yang buruk dan baik dari sahabat terdekat mereka akan meliputi anda.” (John C. Maxwell). Pastinya, keburukan pasangan jangan sampai dibuka pada orang lain. Yang celaka, ketika seorang suami menceritakan aib istrinya kepada wanita lain, sebab itu akan menjadi hal buruk dalam mempertahankan keutuhan keluarga. Begitu juga sebaliknya, jangan sampai istri menceritakan hal-hal buruk suaminya kepada pria lain.

Persahabatan yang paling teguh dibentuk dalam kesukaran bersama, sebagaimana besi dipersatukan dengan kokoh oleh api yang paling panas. (Charles caleb Colton). Persahabatan suami dan istri pasti akan lebih bisa terjalin dengan kuat. Selain ada cinta, keduanya telah mengarungi bahtera kehidupan bersama, yang tentu banyak pengalaman pahit dan manis.  Dalam persahabatan, kejujuran haruslah dihadirkan, begitu juga dalam berkeluarga antara suami dan istri harus saling ada keterbukaan. Sahabat anda adalah orang yang tahu semua hal mengenai diri anda dan tetap menyukai . 

Yang jelas, ketika pasangan saling gotong royong dalam mengangkat beban keluarga, maka, “Tidak ada beban yang paling berat kalau semua orang mau mengangkatnya.” (SY Wise)

4. Memberikan pujian

Suami yang lebik identik bekerja dan istri mengelola rumah tangga. Keduanya harus saling mendukung supaya urusan rumah tangga berjalan semangat. Jangan sampai terjadi, suami meremehkan istri yang hanya di rumah saja, atau istri berujar,”yang kau tahu hanya kerja, tidak tahu urusan rumah”. Nah, saling memberikan pujian kepada pasangan sekali-kali tetap harus dilontarkan. Jangan sering-sering.

“Di balik pria sukses, terdapat wanita sabar”. (anonim). Saling memuji itu bukan sekedar di bibir saja namun juga berupa kesadaran bahwa siapapun jika kita puji, atau dukung pasti akan mempunyai hasil yang lebih maksimal. Suami yang bekerja pasti punya semangat yang berbeda, antara disenyumi dan dicemberuti istrinya ketika berangkat bekerja.

Untuk membuat api tetap menyala dengan terang, aturlah dua batang kayu, cukup dekat untuk saling menghangatkan dan cukup jauh terpisah-pisah selebar jari anda.  Agar api leluasa berkobar. Api yang baik dan pernikahan yang baik memiliki peraturan  yang sama. (Marnie Reed Crowell)

BACA JUGA:

SUAMI SEBAGAI PEMIMPIN KELUARGA

Menjadi suami yang baik seperti stand-up comedian. Anda membutuhkan waktu sepuluh tahun sebelum bisa disebut sebagai pemula. (Jery Seinfeld) Suami adalah kepala rumah tangga, ia dituntut menjadi pemimpin yang bijaksana, sebagaimana seorang stund up comedian, ia mampu melontorkan saran dan kritikan dengan bijaksana, bahkan membibkin tertawa. Pemimpin harus berusaha merangkul dan memahami watak rakyatnya yang berbeda-beda karakternya. Atau, rakyatnya akan demo.

Canda ria dan celoteh suara ayah, ibu, dan anak dirumah, lebih mampu mencegah anak-anak keluyuran di luar ketimbang jam malam yang paling keras sekalipun , Begitu kata orang tua. Maksudnya, orang tua harus bisa menciptakan suasana yang baik terhadap anak-anaknya. Sebab, kenakalan anak selain faktor luar juga bisa berasal dari kurangnya perhatian keluarga. Apalagi, orang tua biasanya harus lebih hati-hati terhadap anak perempuan, sebab selain lemah perempuan punya faktor resiko yang lebih besar dalam pergaulan dibanding anak laki-laki. Aku mempunyai tiga anak perempuan, rasanya seperti memainkan drama King Lear tanpa pemanasan. (Peter Ustinov)

Anak-anak adalah paparazzi, mereka memotret kita saak kita tidak ingin dipotret. (Jame Lee Curtis). Orang tua harus memberikan contoh yang baik terhadap anak-anaknya. Sebab anak merekam apa yang kita lakukan; tindakan, bicara. Sadar atau tidak sadar anak-anak itu merekam apa yang dilakukan orangtuanya. Maka, ada kalimat yang berbahasa arab mengatakan : Al-walad mir`atul walid. Anak adalah cermin orang tua.

Yang dilihat orang lain terhadap kamu adalah apa yang kamu lihat pada anakmu. Adalah suatu renungan supaya kita jangan terlalu menyalahkan anak jika salah. Kewajiban orangtua hanyalah mendidik bukan mencetak anak seperti yang diinginkan orangtua. Mereka diciptakan Tuhan dengan potensi yang berbeda. Jangan pernah mencoba menjadikan putra atau putri anda menjadi seperti anda. Diri anda cukup satu saja. (arnold Glasow)

ANAK KEPADA ORANG TUA

Kita tidak pernah mengetahui cinta orang tua kepada kita sampai kita sendiri menjadi orangtua. (Henry Ward Beecher) Kewajiban anak adalah berbakti kepada orang tua. Selama perintah orang tua itu tidak menyuruhmu untuk berbuat yang dibenci Tuhan, maka lakukan saja. pada dasarnya, tidak ada orang tua yang menyuruh anaknya menuju kehancuran.

Yang terakhir, Jika ingin membahagiakan ibu kamu berbicaralah kepadanya. Dan Jika ingin membahagiakan ayah kamu, dengarkanlah dia.

Incoming search:
# cara membentuk keluarga sakinah, mawadah wa rohmah # keluarga yang harmonis # keluarga cemara

Baca Juga:
Fundamentalisme Badar

Cinta itu bukan ketegangan sementara, lorong waktu


(tulisan tempoe doeloe yang sempat tercecer, sebuah Cerpen, 10 Januari 2006)

Oleh: Marzuki Ibn Tarmudzi

Di sekolah, setiap hari otakku diracuni oleh senyum-senyum manis Allison meski aku tak ubahnya wisatawan yang berbunga hati hanya dengan memandang saja. Allison ini sekonyong-konyong menawarkan padaku seutas tali cinta yang dilempar-lemparnya melalui gaya-gaya bicara dan gaya –gaya sikapnya. Sebagai laki-laki yang normal aku dihadapkan untuk memilih satu dari dua opsi yang rumit. Antara ketekunan belajar dan menagkap saja cinta Allison. Opsi kedua merupakan sarat resiko bagiku, karena itulah menyangkut perasaan. Bukankah perasaan menuntut peran sangat dominant dalam tapak-tapak langkah manusia? Bukankah prioritas sekolah adalah belajar dengan tekun? Namun, bukankah pacaran mampu menjadi tiang-tiang kokoh pembangkit spirit belajar? Ah, otakku selalu berkecamuk perang argumentasi yang bertendensi pada Allison.

Sungguh 95% bagian otak ini tersita untuk Allison. Hari senin ini aku bangun pagi benar. Senyum Allison terus saja bergelayut di batok kepalaku meski baru bangun tidur. Seusai sholat shubuh rutinitasku membaca buku atau Koran sembari menunggu sampainya waktu berangkat sekolah. Namun hari ini aku parah berat. Aku hanya duduk termenung di depan rumah dan otak ini makin bereksplorer ria data-data tentan Allison; rindu senyum manisnya, rindu merdu suaranya saat-saat bercengkerama dengan teman-temannya, rindu gaya cerdasnya mengeluarkan pendapat saat-saat diskusi kelas. Sungguh 90

Aku berteriak lirih pada benda-benda di sekelilingku,”Apakah ini yang namanya cinta?”

Semuanya diam. Tampak dicuekin, mukaku merah. Aku pandangi dalam-dalam rumput di depanku. Dan, rumput itu entah, entah kenapa tampak mengusirku: Hei, orang gila, pergi kau!

Aku mundur tiga langkah. Mengalah. Dan berbisik keras pada rumput menjengkelkan itu.

“Brow, apakah kau tahu, yangkurasakan ini benar-benar cinta?”

Aku terkejut. Rumput di depanku itu bergoyang-goyang, seolah-olah mau mengajak berbicara dengan bahasa tubuhnya itu.

“Hai James,…”

Aku makin tercengang dengan sapaan itu.
“Cinta itu hanyalah ketegangan perasaanmu saja. Katarsis!”

Aku memperhatikan rumput itu tanpa sama sekali berkedip. Diam. Namun aku tak sependapat dengan argumen rumput itu. Bukan. Cinta bukanlah katarsis.

“James, asal kamu tahu ya, cinta yang kau alami itu melibatkan hormone-hormon seksual,……”

Rumput itu tahu kalau saya tak sependapat dengannya. Maka terus saja nyerocos meguatkan argumennya.

“Tahukah kau? Hormon testoteronnya Tejo dan hormon progesterone Surti, itu bergejolak menggerakkan aliran darah mereka berdua saat-saat bertemu”

Bingung. Sama sekali aku tak sependapat dengan argument makkhluk itu. Namun argument apa untuk menguatkan pendapatku. Aku mengerutkan dahi tanda berpikir keras. Belum aku menemukan argumen, rumput itu menggertakku dengan mengibaskan daunnya ke arahku.

“Heh! Ngapain kamu hanya bengong. Maukah kau kusebut manusia bodoh?”

“Tidak!”

Akhirnya aku berani mengeluarkan suara meski hanya satu kata saja bentuk penyangkalan. Aku tidak mau kau anggap bodoh. Kamu hanyalah rumput. Namun…

Rumput itu berbisik keras,”Dan perlu kau ingat-ingat! Ketegangan gejolak gerakan-gerakan aliran darah mereka, antara Surti dan Tejo, itu bias saja mencapai titik puncak, yakni kebosanan. Katarsis! Itulah cinta yang kau alami, hei orang bodoh!”

Aku tersentak hebat dengan kata terakhir bisikan dari makanan lezat sapi itu. Aku berupaya keras menguras otak ingin sekali membantah argument itu. Semakin aku berpikir justru rumput itu makin berogoyang-goyang menertawakanku: Bodohnya kau orang udik!

Kini sedikit-sedikit aku mulai mengagumi sosok rumput itu. Cerdas! Akupun jadi samar-samar mengingat salah satu lagu Ebiet G Ade yang berjudul Berita kepada kawan yang sebagian liriknya ada yang berbunyi,” Atau alam mulai enggan Bersahabat dengan kita Coba kita bertanya pada Rumput yang bergoyang. O, betapa Tuhan menciptakan makhluk-NYA pastilah membawa manfaat dan sama sekali tak boleh diremehkan. Walau hanyalah seonggok rumput. Aku berusaha menggerak-gerakkan bibir ini untuk tersenyum manis pada rumput itu namun seprtinya ada suara-suara bising yang mengganggu kemesraanku.

“James, ayo berangkat!”, teriak keras John Kimsey dari seberang jalan yang suaranya diiringi dengan menggeber gas Harley Davidsonnya.

Brooooom…..bum! Bum…broooooom….

“Jaaaaames”

Broooooooom

Aku diam. Aku tahu itu panggilan kawanku, John Kimsey. Namun rasa-rasanya berat sekali meninggalkan kemesraanku bersama rumput ini. Tapi, aku tetaplah harus berangkat sekolah. Aku amat rindu pada senyum Allison. Aku harus sekolah!

“Ooooooooe hooooooe ayooooo! James”

“Oke! Sebentar, John!”

Aku menjawab panggilan John lebih cepat dari geberan gas Harley Davidson itu. Aku sudah menyiapkan semua properti sekolahku sejak bangun tidur dan telah berseragam usai shubuh. O, aku tak lupa cium tangan orang tua sebelum berangkat sekolah.

Broooooom…….bum! Bum……..broooooom

Tampaknya John kelamaan menungguku. Aku berlari kecil kea rah John. Opst! Muka John merah. Tak bersahabat. Aku harus menampakkan rendah hati dan meminta maaf.

“Sory banget, John”

“Yuuuuuk, cabut!”

Broooom….. bum! Broooooom…..

7 km. jarak yang relative dekat. Lha wong Harley Davidson. John Kimsey amat konsentrasi bila berkendara motor. Bagi John, seni yang membuat seluruh panca indra bekerja adalah naik motor. ±Jarak tempuh ke sekolah.

Aku merasa seperti bermain ayunan dibonceng motor ini. Segar. Begitu segarnya sampai otakku terbawa mengingat kembali pada forum liar dengan rumput tadi. Cinta itu katarsis, begitulah argument rumput tadi. Aku sama sekali tak sependapat. Bagiku, cinta adalah hasil yang dicapai akibat kecenderungan naluriah. Pendapatku karena teringat waktu dulu aku mengaji. Bahwa Al-Ghozali di dalam Ihya’ Ulum Ad-din mendefinisikan cinta sebagai kecenderungan naluri kepada sesuatu yang dirasa menyenangkan dan menentramkan jiwa. Cinta bukan sama sekali hanya kekalutan atau ketegangan perasaan semata, namun cinta mampu menumbuhkan ketentraman jiwa.

Kini aku sadar niat baik rumput, betapa ia sebenarnya berupaya menyadarkanku untuk jangan terlarut dengan perasaan ini. Aku adalah siswa yang harus tekun belajar. Aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Masa depanku masih panjang. Memang, cinta adalah kebutuhan, tepatnya kebutuhan naluriah. Namun belajar merupakan kewajiban bagi siswa. Akupun membuat keputusan, biarkan sajalah cinta ini mengalir apa adanya mengikuti alur-alur kehidupan. Prioritasku adalah belajar.

“Turun James!”

Aku kaget. Tanpa terasa telah sampai di sekolah. Dan John Kimsey memandangku.

“Wah! Mukamu tampak pucat pasi James, sakit ya? Bagaimana kalau aku antar kamu pulang? Nanti aku sajalah yang akan urus perizinan absen kelas. Oke!”, John bersemangat.

“Memangnya aku kenapa? Wong aku sehat-sehat begini kok! uhuks..uhuks…He…..he….he….”, sembari aku berlagak layaknya lakom film popeye is sailor.

“lha begitu dong! Senyum! Cemberut saja dari tadi”
“Kawan! Sebentar ya…aku mau ada bisnis”

“loh James! Kemana?”, teriak John, tak rela kutinggal.
Aku berlari kecil ke Mushola sekolah yang berjarak 150 m dari tempat parker. Aku mau sholat dhuha dan berdo’a untuk menstabilkan gejolak hatiku. Aku tidak mau berlarut-larut otakku ter-instal oleh data-data tentang Allison. Aku ingin bangkit dari keterpurukanku. Aku rindu pada sosokku dulu yang tekun belajar. Sosok yang selalu membusungkan dada bila berjalan. Sosok yang mampu memberikan pencerahan pada teman-teman. Kini, rasa-rasanya untuk berdiri saja sulit. O, betapa cinta membuatku tak berdaya.

Aku langsung mengambil air wudhu di Mushola. Suasana mushola putra sungguh sepi. Entah, bagaimana suasana mushola putrid? Namun biasanya mushola putri lebih ramai. Ada atmosfer yang berbeda memasuki mushola ini. Hatiku lebih tenang. Gejolak cinta ini sangat pedih bila aku harus jauh dari Tuhan. Akupun sholat dhuha yang lantas aku berserah diri pada Allah Swt.

“Ya Allah, berikanlah rupa-rupa kebaikan dengan cintaku ini. Bila memang benar-benar Allison adalah jodohku, aturlah dengan system-sistem canggih-Mu. Dan bila memang bukan engkau ciptakan dari salah satu tulang rusukku, alangkau baiknya Engkau jauhkan saja perasaan cintaku pada Allison ini.



Seremonila ini sangat berarti bagiku. Bukan artinya cintaku pada Allison tenggelam. Bukan! Namun aku merasakan cintaku ini lebih membawa ketentraman jiwa.

Usai aku ritual ini suasana mushola masih tampak sepi. Aku sempatkan diri mengintip mushola putrid sebelum pergi ke kelas. Dan, tiba-tiba saja kaki ini seperti sama sekali tidak menyentuh tanah, tangan yang kugunakan menyibak kain penutup candela mushola putri ini tiba-tiba saja gemetar. Karena dua bola mataku menemukan sesosok perempuan yang begitu dekat dengan hati ini. Saat menoleh ke wajahku perempuan itu tampak terkejut sesaat lantas senyum simpul.

“Assalamu’alaikum, Allison”, ucap salamku mesra.
“Wa’alaikum salam, eh……James, ada apa? Memang kamu tidak bersiap-siap upacara?”

“Ya, masih kurang dua puluh menit kok”

“Ayo! Jangan-jangan mau sembunyi ya….tidak ikut upacara, he……he……”

“Eh, Allison itu cantik-cantik tapi suka memprovokasi ya”

Ah! Begitu saja marah. Hati-hati saja, cepat jadi kakek-kakek!”

“tidak apa-apalah, yang penting nenek-neneknya kamu! Ha….ha…ha…”

Sungguh pertemuanku dengan Allison ini menghamburkan segala kelu kesahku. Senyumnya menaklukkan kesombonganku sebagai lelaki. Aku tak mampu lagi untuk merapal konsep-konsep rayuanku. Aku lunglai. Aku menatap matanya dengan tatapan cinta. Dan saat dua bola mata Allison merespon tatapan dua bola mataku, benar-benar aku tak sadarkan diri.

Incoming search
# cinta monyet # cinta SMA 3 # cinta anak muda

Baca tulisan yang lain :
1)                      9 CaraMenjadi Siswa Sukses

2)                      10 RamuanPembasuh Dosa

3)                      Benarkah NUIslam Nusantara?

4)                      Enigma KotaGadis

5)                      SikapMenghadapi Kemiskinan

6)                      Indonesiadan khilafah

7)                       Fuck You Trump



Penyebab Konlik Antara Sesama Manusia


By: Marzuki Ibn Tarmudzi
tb%x. â¨$¨Z9$# Zp¨Bé& ZoyÏnºur y]yèt7sù ª!$# z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# šúï̍Ïe±u;ãB tûïÍÉYãBur tAtRr&ur ãNßgyètB |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ zNä3ósuŠÏ9 tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# $yJŠÏù (#qàÿn=tF÷z$# ÏmŠÏù 4 $tBur y#n=tG÷z$# ÏmŠÏù žwÎ) tûïÏ%©!$# çnqè?ré& .`ÏB Ï÷èt/ $tB ÞOßgø?uä!%y` àM»oYÉit6ø9$# $JŠøót/ óOßgoY÷t/ ( yygsù ª!$# šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä $yJÏ9 (#qàÿn=tF÷z$# ÏmŠÏù z`ÏB Èd,ysø9$# ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ 3 ª!$#ur Ïôgtƒ `tB âä!$t±o 4n<Î) :ÞºuŽÅÀ ?LìÉ)tGó¡B ÇËÊÌÈ  
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(QS. Al-baqoroh [2]: 213)

WACANAMARZUKI . Sebelumnya saya begitu naksir untuk mengelaborasi Karya S. Huntington, dalam bukunya yang berjudul Clash Of Civilization And The Remarking Word Order. Oh ya, memangnya apa sih, korelasi antara judul tulisan saya ini dengan buku itu? Pertama, sama-sama membahas tentang konflik antar manusia pasca perang dingin. Kedua, saya akan membahas konflik antar manusia pada zaman sekarang yang dimulai pasca perang dingin yang menurut saya juga sama juga mewakili tentang kehidupan manusia dari dulu hingga sekarang. (hahahaha....gayane koyo ngerti-ngerti ae)
Saya rasa perlu memulai dari pertanyaan-pertanyaan dasar tentang itu. Misal memulai apa arti dari Clash of Civilization adalah pertentangan peradaban, itu menurut saya, sebab Huntington menyamakan antara Culture dan Civilization. Dan tentu saja berbeda menurut saya antara budaya dan peradaban. Ia memukul rata sebab keduanya memang berujung sama. Tapi, saya berangkat dari termilogi, yang budaya berasal dari budhi yang lebih berarti pada pola pikir manusia sedangkan peradaban yang berasal dari kata adab yang berarti tatakrama manusia, tingkah laku. perbedaan mendasarnya tentu saja tentang non materiil dan materiil.
Argumentasi Huntington ini muncul menyikapi sumber konflik utama yang dihadapi umat manusia pasca perang dingin ini bukan lagi masalah ideologi dan ekonomi tetapi perbedaan kebudayaan. Lantas, apa yang menyebabkan Huntington berpendapat seperti itu? Penyebabnya Ia melihat konflik ideologi telah usai paska perang dingin, yakni runtuhnya komunisme atas demikrasi liberal, yang sebelumnya telah berlangsung terus sampai pecahnya perang dunia 1, yakni konflik antar negara bangsa. Dan sebelum revolusi perancis terjadi konflik antar raja yang merupakan konflik antara monarki absolut dan monarki konstitusional yang masing-masing pihak bertujuan untuk memperluas ketentuan birokrasi, angkatan bersenjata, kekuatan ekonomi merkantilis, dan terutama perluasan wilayah. Jadi, dari situ Ia lantas punya dugaan bahwa Civilization punya potensi menjadi sumber konflik antar manusia.
Lantas, apakah saya setuju dengan pandangan S. Huntington itu? Untuk menjawab itu tentu perlu saya sebutkan alasan-alasan huntington atas argumentasinya itu. Pertama, adalah kenyataan bahwa perbedaan antar peradaban tidak hanya riil, tapi juga mendasar. Peradaban terdiferensiasi oleh sejarah, bahasa, budaya, tradisi, dan yang lebih penting lagi, agama. Perbedaan agama melahirkan perbedaan dalam memandang hukum manusia dengan Tuhan, individu dan kelompok, warga dan negara, hak dan kewajiban, kebebasan dan sebagainya. Huntington melihat seperti perang teluk I adalah perang yang disebabkan civilization. Apakah pendapat ini bisa disetujui? Ah, Huntington hanya menduga-duga. Sebab peradaban selalu ada sejak dulu dan ia bukan satu-satunya pemicu konflik. Dugaan saya perang teluk I juga sebab politik. Yakni, invasi pengaruh. Dan semoga saya salah. Huntington ini tak ubahnya ingin menjatuhkan peradaban Islam. Tesis Huntington itu adalah upaya barat untuk menjatuhkan Islam sebagaimana kita ketahui bahwa barat takut dengan kebangkitan Islam dengan satu semangat civilization yang Islam.
Kedua, dunia yang semakin menyempit punya kans interaksi semakin pesat, maka pertemuan antar kultur dan civilazation semakin padat. Alasan keduanya ini nampaknya merupakan generalisasi pada tataran konsep. Meski ia menunjukkan bukti tentang budaya satu menolak budaya lain, misalnya kebencian orang Perancis terhadap pendatang Afrika Utara, namun banyak bukti dalam masyarakat dunia yang memiliki kesadaran budaya tinggi. Sebagai contoh komunitas Muslim di Amerika Serikat yang mulai menunjukkan peningkatan baik dalam kuantitas maupun persentuhannya dengan aspek ekonomi dan politik. Huntington sendiri seperti pura-pura tidak melihat bahwa di Amerika Serikat sudah jelas terlihat gerakan “budaya berganda” (multiculturalisme) yang mengakui bahkan merangkul semua peradaban yang diklasifikasikan Huntington tadi dalam tubuh masyarakat Amerika (Emmerson, 1993: 45)
Alasan ketiga, proses modernisasi ekonomi dan perubahan sosialdunia yang telah membuat masyarakat tercabut dari identitas lokal dan memperlemah negara bangsa sebagai sumber identitas mereka. Dalam hal ini agama muncul sebagai sumber identitas dan pegangan, sering dalam bentuk gerakan “fundamentalisme”. Fundamentalisme ini sering disejajarkan dengan aktivitas politik, ekstrimisme, fanatisme, terorisme, dan anti-Amerika. Nampaknya makna seperti itu yang dipegangi oleh Huntington dalam mengartikan istilah fundamentalisme. Mungkin memang benar, bahwa sebagian terlibat dalam religio-politik radikal, namun menurut Esposito, yang terlihat dari kaum fundamentalisme justru bekerja dalam tatanan yang mapan. Esposito sendiri lebih memilih mengistilahkan “ aktivisme Islam” atau “kebangkitan Islam” yang tidak terlalu dibebani oleh nilai-nilai yang berakar pada tradisi Islam, daripada istilah “fundamentalisme” yang terlalu dibebani oleh praduga Kristiani dan stereotip Barat dan juga menyiratkan ancaman monolitik yang tidak pernah ada (Esposito, 1996: 18). Kemajuan ilmu dan teknologi juga tidak jarang membawa bencana dan menimbulkan proses dehumanisasi. Fundamentalisme pada dasarnya menggiring perkembangan ilmu teknologi tersebut ke arah yang lebih humanis dengan cara mendekatkan nilai-nilai agama dengan unsur-unsur modernitas. Penekanan terhadap nilai-nilai yang sifatnya universal yang terkandung dalam ajaran agama, justru dapat mengurangi kemungkinan terjadinya konflik antar-peradaban.
Alasan keempat, terjadinya konflik peradaban akibat tumbuhnya kesadaran peradaban akibat benturan dengan dunia Barat. Yang dimaksud adalah Barat yang sedang berada di puncaknya berhadapan dengan non-Barat yang berkeinginan membentuk dunia dengan caracara mereka sendiri (de-westernisasi). Menurutnya, de-westernisasi ini justru terjadi di kalangan elite, sedangkan proses sebaliknya dapat ditemukan di kalangan rakyat biasa.
Faktor kelima, karateristik dan perbedaan budaya kurang bisa menyatu dibanding dengan karateristik dan perbedaan politikekonomi. Ia mengatakan orang bisa menjadi separuh Perancis-separuh Arab, tapi sulit untuk menjadi setengah Muslim-setengah Katolik. Huntington ingin memperkuat pendapatnya bahwa perbedaan politikekonomi lebih memiliki dimensi terbuka dibandingkan dengan perbedaan budaya.
Keenam, munculnya regionalisme ekonomi yang semakin meningkat. Di satu sisi, regionalisme ekonomi yang berhasil akan memperkuat kesadaran peradaban. Di pihak lain, regionalisme ekonomi hanya bisa berhasil kalau berakar dari budaya yang sama. Faktor ini mungkin faktor yang paling lemah di antara yang lain. Contohnya adalah Masyarakat Ekonomi Eropa dan ASEAN, keduanya lahir setelah terjadi konflik antar negara di kawasan yang bersangkutan, walaupun negara-negara yang terlibat konflik berasal dari peradaban yang sama. Kerjasama tersebut dilakukan agar masingmasing negara tidak melakukan perang. Dalam hal ini Huntington keliru menempatkan Jepang sebagai peradaban yang unik, yang hanya dianut orang Jepang sendiri. Jika Huntington menganggap bahwa Jepang tidak akan berbenturan dengan Barat, hal itu bukan berarti keberhasilan “pembaratan” atas Jepang, melainkan budaya Jepang sendiri yang mempunyai karakter berbeda.
PENYEBAB KONFLIK ANTAR SESAMA MANUSIA DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN
Ayat tentang penyebab perpecahan antar sesama manusia sudah saya tulis di pembukaan tulisan ini, Al-Qur’an Suroh Al-Baqoroh ayat 213. Dan, penyebabnya adalah “ بغيا بينهم”, yakni ada kedengkian diantara mereka. Tentu penulis sangat setuju dengan keterangan dari Allah ini, selain karena saya muslim sebab memang begitu fakta penyebab konflik yang ada di masyarakat. Entah, konflik antar suku, bangsa, warna kulit dan kelompok-kelompok lainnya. Apa sih arti dengki? Adalah menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain (sumber: KBBI).
كان الناس أمة واححدة فبعث الله النبين مبشرين و منذرين  , “bahwasannya manusia itu pada mulanya adalah umat yang satu (kemudian mereka berselisih) maka Allah mengutus para Nabi untuk member peringatan dan kabar gembira”. Dalam tafsir Ibnu Katsir, bahwasannya jarak antara Adam dan Nuh adalah sepuluh generasi dan mereka hidup dalam syariat Allah kemudian mereka berselisih lalu Allah mengutus Nabi-Nabi untuk memberi kabar gembira dan pemberi peringatan.
Juga diterangkan, bahwasannya konflik umat-umat terdahulu adalah orang yahudi berpendapat Ibrahim adalah yahudi dan orang nasrani berargumentasi Ibrahim adalah nasrani. Kemudian Muhammad diutus yang merangkan bahwasannya Ibrahim adalah seorang yang hanif dan muslim.
Mereka juga berselisih tentang eksistensi Isa As. Yahudi menuduh ibunya telah melakukan dosa, sedangkan nasrani menjadikan Isa sebagai sesembahan, kemudian Islam datang menjelaskan bahwa Isa As, diciptakan oleh Allah Swt melalui roh ciptaan-Nya dan perintah-Nya.
Oh ya, sedikit saya akan mengingatkan kembali tentang konflik di makah pada zaman  Nabi Muhammad Saw. Pada mulanya masyarakat makkah sebelum kedatangan Sang Nabi adalalah penyembah berhala. Kemudian Allah mengutus Nabi Muhammad Saw, untuk menyampaikan agama Islam. Yakni agama yang juga pernah disampaikan oleh Nabi-Nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim As, Musa As, Isa As. Dan, yang kunci Islam adalah menyampaikan tauhid, yakni Allah itu satu. Masyarakat Makkah banyak juga yang menjadi pengikut Nabi Muhammad Saw namun banyak juga yang membantahnya. Pembantahnya terutama para pembesar-pembesar yang mereka takut kehilangan status sosial dan sumber ekonominya. Sebab waktu itu mereka menggunakan lingkungan kakbah juga sebagai pusat perdagangan karena ramainya orang-orang untuk menyembah berhala. Orang-orang kafir tak segan-segan mereka membuat konflik fisik pada orang Islam. Disitulah, lantas turun ayat untuk memerangi orang-orang kafir.
Dalam dunia nyata yang kita lihat sehari-hari ini, konflik memang banyak sekali terjadi. Entah konflik antar teman, tetangga, atau masyarakat secara luas. Konflik tetangga biasanya bisa karena sengketa tanah, atau perebutan lahan sumber ekonomi. Lantas, apakah ini juga bersumber dari kedengkian? Pasti donng!! Sebab sumber konflik adalah karena penyakit hati dan yang menyebabkan hal-hal seperti itu merupakan penyakit hati iri dengki.
Konflik-konflik antar partai juga bersumber dari kedengkian. Kok bisa? Perebutan kekuasaan itu buktinya. Penyakitnya hatinya adalah cinta dunia. Hubbu ad-dunya disebabkan keinginan yang selalu ingin bersaing dengan orang lain, ini juga disebabkan adanya kedengkian.
Konflik antar negara akhir-akhir ini antara Korea Utara melawan Amerika serikat juga disebabkan kedengkian diantara mereka. Bagaimana tidak? Lha wong konflik antar negara dari dulu akarnya sebenarnya ya itu-itu saja, yakni sikap hegemoni. Bukankah hegemoni merupakan suatu kesombongan. Dan kesombongan seseorang itu sebenarnya bersumber dari kedengkian. Kok bisa? Orang sombong itu kan sikap yang tidak mau kalah dengan orang lain to. Ia ingin selalu merasa lebih baik dan tak mau tersaingi oleh orang lain.
Al-hasil, konflik antar manusia itu memang disebabkan kedengkian, bukan karena perbedaan kebudayaan. Kalau peradaban adalah pemicu konflik pasti Indonesia tak henti-hentinya terjadi konflik sebab Indonesia banyak sekali budayanya. Faktanya kita sebagai masyarakat Indonesia indah-indah saja.
Mari kita sebagai manusia yang diberi pikiran hendaknya bisa menjaga perdamaian. Dimanapun kita berpijak! Mengapa? Sebab manusia harus punya peradaban, yang bukan sebagai sumber konflik. Dan manusia yang bisa menjaga  dari konflik ialah manusia yang sebenarnya sebab ia telah menaklukkan nafsu hewaniahnya. 24:00/04/08/2017
Ya Allah, saya sudah menyampaikan. Saksikanlah!

Judul terkait; Penyebab Konflik Antar Manusia, Sejarah Umat Manusia, Manusia Pada Mulanya Satu Umat, Teori Konflik Antar Manusia, Pandangan Islam Terhadap Konflik Manusia, Islam Agama Yang Universal, Penyebab Konflik Antar Manusia, Sejarah Umat Manusia, Manusia Pada Mulanya Satu Umat, Teori Konflik Antar Manusia, Pandangan Islam Terhadap Konflik Manusia, Islam Agama Yang Universal, Penyebab Konflik Antar Manusia, Sejarah Umat Manusia, Manusia Pada Mulanya Satu Umat, Teori Konflik Antar Manusia, Pandangan Islam Terhadap Konflik Manusia, Islam Agama Yang Universal. 

Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.