Oleh: Marzuki Ibn Tarmudzi
WACANAMARZUKI. Siang ini
terik sekali. Matahari tampak serius mengeluarkan panasnya. Banyak orang bilang
ini adalah mocopat. Jujur saja saya kurang tahu istilah mocopat itu. Y
ang saya
tahu ini adalah menuju musim peralihan dari kemarau ke penghujan. Beberapa hari
ini cuacanya sangat tidak menentu, sebab kemarin saja seharian matahari tidak
menampakkan wujudnya. Jika malam nyamuk-nyamuk memulai lagi pergerakannya yang
kemarin-kemarin hari, nyaris saya bisa
tenang duduk tanpa obat nyamuk. Meski siang ini panas namun angin tetap tak
lelah berhembus dan ini yang membikin hawa tetap sejuk. Biasanya jika tidak
hujan anak-anak ramai bermain layang-layang di depan rumah. Ya, layang-layang
mengajarkan kepada kita bahwa keseimbangan bisa membikin ketenangan. Dan,
keseimbangan dalam beragama Islam adalah mengamalkan Islam secara total. Amal
yang jarang diperhatikan dalam masyarakat Indonesia adalah jihad. Yakni secara
etimologi jihad berarti
bersungguh-sungguh. Dan, secara terminologi jihad adalah bersungguh-sungguh
berjuang dijalan Allah Swt. Maka, jihad prakteknya bisa bermacam-macam karena
intinya adalah kesungguhan dalam perjuangan untuk kemanfaatan umat Islam.
Lantas, apakah jihad harus keluar dari rutinitas sehari-hari? Berangkat dari
definisi tadi, tentu jihad tidak harus keluar dari rutinitas kita. Boleh jadi
rutinitas kita bisa dijadikan tempat jihad kita untuk kepentingan umat Islam.
Terserah, apa rutinitas kamu yang penting hasilnya bisa untuk kemanfaatan umat.
Maaf, ini hanya tafsir saya, karena menurut saya jihad itu luas maknanya bukan
sempit. Bukankah dalam hadits juga disebutkan bahwa perang melawan nafsu juga
termasuk jihad yang besar.
Lantas,
seberapa urgensinya perintah jihad itu? Dalam Islam jihad sangat urgen karena
Allah Swt, dalam Al-Qur’an menyentil orang-orang yang merasa sudah layak masuk
surga padahal belum merasakan perjuangan seperti orang-orang terdahulu.
Bagaimana perjuangan para sahabat bersama Nabinya? Mereka digoncang berbagai
masalah namun mereka tetap dalam keteguhan iman. Nah, jihad bisa menjadi
keharusan bagi orang yang mengharapkan masuk surga.
÷Pr&
óOçFö6Å¡ym
br&
(#qè=äzôs?
sp¨Yyfø9$#
$£Js9ur
Nä3Ï?ù't
ã@sW¨B
tûïÏ%©!$#
(#öqn=yz
`ÏB
Nä3Î=ö6s%
(
ãNåk÷J¡¡¨B
âä!$yù't7ø9$#
âä!#§Ø9$#ur
(#qä9Ìø9ãur
4Ó®Lym
tAqà)t
ãAqߧ9$#
tûïÏ%©!$#ur
(#qãZtB#uä
¼çmyètB
4ÓtLtB
çóÇnS
«!$#
3
Iwr&
¨bÎ)
uóÇnS
«!$#
Ò=Ìs%
ÇËÊÍÈ
Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah
datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu
Amat dekat. (QS. Al-Baqoroh [2]: 214)
Ayat
tersebut menceritakan tentang perjuangan orang-orang terdahulu. Dimana dalam
perjuangan itu mereka dirundung berbagai masalah. Dalam kesempitan itu mereka
berdo’a meminta pertolongan Allah. Karena kesabaran mereka Allah menolong
mereka. Maka, ayat ini juga harus menjadi dorongan bagi muslimin muslimat untuk
berjuang untuk kepentingan umat. Kok, kepentingan umat? Emang ada ayatnya?
`tBur
yyg»y_
$yJ¯RÎ*sù
ßÎg»pgä
ÿ¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9
4
¨bÎ)
©!$#
;ÓÍ_tós9
Ç`tã
tûüÏJn=»yèø9$#
ÇÏÈ
Dan Barangsiapa yang berjihad,
Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS.
Al-Ankabut [29]: 6).
Ayat ini
bisa difahami, bahwa amal saleh pada akhirnya memang untuk dirinya sendiri.
Sebab Allah memang tidak butuh amal saleh hamba. Dan pengertian “linafsihi”,
artinya diri sendiri, maksudnya jihad yang dilakukan umat memang untuk
kepentingan umat itu sendiri bukan untuk Allah. Justru Allah akan memberi
pahala pada hamba itu. Pak Harun, guru saya dulu di Madrasah Ibtida’iyyah
Tambakberas Jombang adalah mujahid di madrasah. Beliau sangat jeli
memperhatikan murid-muridnya. Beliau hafal nama-nama murid di Madrasahnya.
Beliau faham kondisi murid-muridnya. Beliau benar-benar memperjuangkan
kesuksesan murid-muridnya. Saya sendiri merasakan perjuangan beliau. Saya
kangen beliau. Saya bersaksi Pak Harun adalah orang yang baik. Menurutku,
beliau adalah pejuang. Beliau adalah mujahid. Dan beliau membawa kemanfaat
terhadap umat.
Berkaca dari
Pak Harun, seorang guru madrasah yang berjihad diprofesinya. Maka saya optimis
masih banyak orang-orang yang berjuang di tempatnya masing-masing karena ikhlas
karena Allah Swt. Insya Allah, umat Islam Indonesia akan makmur. Jika seorang
petani mau menyisihkan penghasilannya untuk jihad, jika kepala desa mau
memperjuangkan kepentingan umat, jika seorang insinyur mau berjuang untuk
kepentingan umat dalam bidangya, jika seorang Presiden mau membuat keputusan
yang baik untuk umat. Bukan malah, kerja demi demi kepentingan duniawi. Kalau
itu yang terjadi umat tinggal menunggu masanya. Disinilah pentingnya sesama
umat untuk saling menasehati bagaimana pentingnya ruhul jihad. Adakah forum
umat Islam yang memberi motivasi tentang pentingnya semangat jihat sebagaimana
pada zaman Nabi dulu?
Hal lain
yang bisa menjadi semangat umat Islam dalam berdakwah adalah dukungan dari
sesama muslim. Dukungan ini sangat penting, selain menjadi motivasi juga
menjadi tiang yang saling menguatkan. Misalnya, seseorang yang meninggalkan
keluarganya untuk berdakwah dalam beberapa hari, teman muslim lainnya bisa
membantu keluarga yang ditinggal. Dukungan ini bisa berupa moril ataupun
materiil. Sebab jihad tentu bisa berbagai cara sesuai dengan kompetensinya.
Orang yang mempunyai ilmu tentu jihadnya dengan ilmu sedangkan yang punya harta
yang melimpah, jihadnya bisa dengan memberikan hartanya untuk kemanfaatan umat
atau diberikan bagi yang berjuang dijalan Allah. Dukungan dari sesama muslim
dalam berdakwah tak ubahnya menjadi suporter dalam sepak bola. Pemain sepak
bola yang sedang bertanding pasti akan lebih bergairah jika mendapatkan
sorak-sorai dari pendukungnya. Nah, jika kita belum memulai berdakwah,
seenggak-enggaknya menjadilah pendukung..
Lantas,
kapan waktunya muslim harus berjuang
itu? Setiap waktu kita sebagai muslim harus diniatkan berjihad. Lho, masak
ketika mau tidur kita niatkan jihad? Ya, jika hidup kita dipersembahkan untuk
perjuangan untuk kemanfaatan umat Islam maka tidur kita pun juga mendapat
pahala dari Allah. Sebab tidur adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa
dipisahkan. Dan, tidurnya muslim yang seperti itu, tentu tidurnya beda dengan
tidurnya orang pada umumnya. Tidurnya orang yang niat berjihad tentu karena
niat istirahat sebentar kemudian cepat-cepat meneruskan perjuangannya kembali.
Ibarat kita sekolah selama 6 jam pasti ada istirahatnya kemudian masuk kelas
dan belajar lagi. Sama hal, sebuah riwayat yang mengatakan, tidurnya orang yang
berpuasa itu ibadah. Menurut saya, maksud dari kalimat itu adalah tidur karena
istirahat dalam aktivitas dalam berpuasa, maka tidurnya itu dinilai sebagai
ibadah juga. Sebab puasa bukan penghalang menjalani aktivitas. Nah,
aktivitasnya orang berpuasa itu mungkin tidak sama kuatnya ketika sedang tidak
berpuasa. Maka tidurnya itu mendapatkan pahala.
Jihad itu
kesungguhan dalam perjuangan maka bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa
berdakwah, berperang, mendidik, dan lain sebagainya. Dan kedudukan jihad dalam
Islam adalah supaya umat Islam bisa terus berkembang, menyebarkan ajaran Islam
kepada seluruh umat manusia. Tujuan berjihad dan berdakwah memang mirip namun
jihad lebih umum. Maka, ketika semangat jihad muslimin-muslimat menurun yang
terjadi adalah semangat keagamaan umat Islam semuanya menurun. Sebab jihad adalah
ruhnya rasa keagamaan umat Islam. Hal ini harus menjadi perhatian umat terutama
pemimpin umat agar selalu memberi semangat kepada umat untuk menjaga rasa keagamaan itu. Maka,
kesempatan bagi khotib di mimbar Jum’at untuk menggelorakan semangat jihad bagi
umat Islam.
Di Indonesia
semangat Jihad terlihat begitu tinggi kelihatannya ketika saya melihat berita
di TV. Kemarin umat Islam tumpah ruah di Istiqlal. Mereka menuntut keadilan
atas ulah politikus yang menghina surat Al-Maidah ayat 51 itu. Ya, saya melihat
umat Islam sangat antusias memperjuangkan agamanya. Hal itu menurut saya memang
penting untuk dilakukan oleh umat Islam supaya mereka tidak seenaknya sendiri
kalau bicara. Sebab politikus itu, yakni yang menghina Al-Qur’an surat
Al-Maidah 51 itu, kalau saya amati bicaranya ngelantur tanpa berpikir gejolak
dan obyek. Saya sangat apresiasi terhadap Habib Rizieq yang berjuang untuk umat
Islam. Beliau menggerakkan umat untuk berjihad ditengah zaman yang semakin
hilang ruhul jihadnya.
Manusia pada
umumnya di dunia bahkan masyarakat Indonesia sendiri yang mayoritas Islam
ketika mendengar kata jihad mereka seakan-akan ngeri. Mereka terbayang dengan
ledakan bom panci yang menewaskan orang. Tragedi bom bali, tragedi tamrin, atau
ledakan bom diri lainnya di Timur Tengah yang mereka dengar di media. Bagi
mereka, jihad identik dengan anarkisme bahkan kata jihad seakan sinonimnya
terorisme. Kemunculan aksi teror yang didekatkan dengan Islam adalah dengan
hancurnya gedung kembar WTC di Amerika tahun 2001 silam. Presiden Amerika waktu
itu mengumumkan bahwa Al-Qaidah harus bertanggung jawab dengan tragedi itu.
Al-Qaidah adalah organisasi militan Islam yang ada di Afganistan. Entahlah,
semenjak itu seakan barat memulai perang dengan Islam. Mereka melakukan
upaya-upaya untuk menghancurkan kekuatan Islam di Timur Tengah. Amerika seakan
khawatir dengan kekuatan Islam mereka memecah belah kekuatan Islam. Setelah
Afganistan Hancur kemudian mereka mengincar minyak bumi Irak. Al-hasil,
penduduk dunia memang dibuat “ngeri” ketika mendengar kata jihad. Barat yang takut
dengan kekuatan Islam memang menciptakan Islamophobia tujuannya Islam bisa
hancur. Tak heran, ketika ada organisasi masyarakat yang memperjuangkan tatanan
yang sesuai dengan syariat Islam masyarakat Indonesia ngeri ngeliatnya. Bahkan,
masyarakat Indonesia sendiri terkadang menjauhi partai-partai Islam padahal
mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam. Mengapa ini terjadi? Tentu bisa
banyak versi jawaban. Bisa jadi karena pengurusnya partainya yang tidak
menerapkan ajaran Islam lalu orang-orang menjauh, atau bisa jadi karena
masyarakatnya yang geli ditata sesuai syariat.
Gejala
Islamphobia memang tengah melanda dunia. Dengan berbagai media dan biaya barat
memang menciptakan gerakan itu. Akibat bagi umat Islam sendiri, tentu saja ada
kegelisahan yang melanda. Orang berjubah, berjenggot kemudian membawa tas
sedang berjalan dikira membawa bom. Ada orang meneriakkan “Allahu Akbar”,
disangka akan merusak. Ada khotib yang menyuarakan jihad dipikir ikut Islam
radikal. Ya, itulah dampak dari islamphobia. Masyarakat resah. Umat seakan
terkotak-kotak. Mereka yang tidak suka dengan Islam berupaya mengenalkan Islam
dengan wajah kekerasan. Peperangan yang terjadi dalam sejarah Islam merekan
jadikan dalil bahwa Islam berwajah radikal. Padahal, peperangan dalam Islam
karena memang orang kafir dulu yang memulai.
¨bÎ)
no£Ïã
Íqåk¶9$#
yZÏã
«!$#
$oYøO$#
u|³tã
#\öky
Îû
É=»tFÅ2
«!$#
tPöqt
t,n=y{
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
ßöF{$#ur
!$pk÷]ÏB
îpyèt/ör&
×Pããm
4
Ï9ºs
ßûïÏe$!$#
ãNÍhs)ø9$#
4
xsù
(#qßJÎ=ôàs?
£`ÍkÏù
öNà6|¡àÿRr&
4
(#qè=ÏG»s%ur
úüÅ2Îô³ßJø9$#
Zp©ù!%x.
$yJ2
öNä3tRqè=ÏG»s)ã
Zp©ù!$2
4
(#þqßJn=÷æ$#ur
¨br&
©!$#
yìtB
tûüÉ)GãKø9$#
ÇÌÏÈ
Sesungguhnya bilangan bulan pada
sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan)
agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang
empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun
memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang
yang bertakwa. (At-taubah [9]: 36)
Maka dakwah
dengan “pedang” tentu saja tidak dibenarkan dalam Islam. Namun jika ada orang
yang membuat keonaran untuk merusak umat
Islam boleh opsi kekerasan menjadi pilihan terakhir.
Sekali lagi,
gejala Islampobhia kini memang tengah melanda dunia. Mereka menyebarkan isu-isu
miring tentang Islam di berbagai media; online maupun online. Yang tentu dunia
online lebih mereka sering gunakan. Kita tahu bagaimana media sosial layaknya
twitter mampu menyebarkan berita dengan cepatnya. Sebab twitter dengan bazzer
mereka cepat membentuk opini publik. Misalnya, berita ledakan bom di Barcelona,
maka dengan cepatnya bazzer akan menjadikan opini lebih dominan terekam di otak
konsumen berita ketimbang fakta sebenarnya. Maksudnya, fakta adalah kejadian
yang sebenarnya, sedangkan opini adalah berita namun sudah dibumbui dengan
pendapat-pendapat yang tak berimbang. Maka berita yang terekam oleh konsumen
berita bisa menjadi teroris telah meluluh lantakkan Barcelona.
Meskipun
opini lebih terekam oleh konsumen berita, masyarakat zaman sekarang saya rasa
sudah cerdas. Saya percaya masyarakat zaman sekarang banyak yang cerdas, tidak
mudah tertipu oleh opini berita. Bisa jadi ketika menerima informasi mereka
tercengang namun efek tercengang itu tidak bertahan lama. Sebab pembaca dengan
berjalannya waktu akan menangkap sinyal-sinyal kejanggalan kemudian meragukan
berita itu. Sinyal-sinyal itu bisa ditangkap dari media juga; televisi,
internet, radio, hasil renungan sendiri atau hasil obrolan dengan orang-orang. Gejala
seperti ini saya menyebutnya dengan shocknews, kekagetan berita. Lantas,
apakah yang menyebabkan seseorang teringgapi gejala itu? Penyebabnya adalah
seseorang yang sudah tidak bisa membendung dunia informasi yang sedemikian
pesatnya. Hal itu wajar sebenarnya, tak ubahnya ketika kita menemui hal yang beda
lantas sebentar tercengang kemudian normal lagi. Yang menjadikan normal karena
pikiran kita sudah menganalisanya.
Maka tak
heran, berbagai media menyuarakan bahwa jumlah muslim di dunia semakin
meningkat. Di Amerika sendiri pasca
tragedi WTC justru pemeluk agama Islam meningkat. Berita tentang
tumbuhnya pemeluk Islam ini terjadi di seluruh dunia; Australia, Korea, Rusia,
Inggris dan lain-lain. Dampak islampobhia yang dibentuk oleh barat ini ternyata
gagal dari visi dan misinya. Lantas, apa yang membikin kegagalan proyek barat
ini? Menurut saya kegagallan ini disebabkan oleh sebuah riwayat yang mengatakan
bahwa Islam itu tinggi, maka Islam tidak bisa dihancurkan oleh rekayasa mereka.
Dan saya rasa barat juga menyadari kegagalan itu, maka sebagai umat Islam harus
tetap waspada dengan gerakan-gerakan mereka. Ibarat bermain catur, ketika
bentengnya mati tentu mereka masih punya gajah, menteri dan taktik lainnya.
Umat Islam
yang mau membuka Al-Qur’an saya rasa memang harus waspada terhadap musuh-musuh
Islam. Karena musuh-musuh Islam senantiasa menginginkan umat Islam masuk
kedalam golongan mereka.
`s9ur
4ÓyÌös?
y7Ytã
ßqåkuø9$#
wur
3t»|Á¨Y9$#
4Ó®Lym
yìÎ6®Ks?
öNåktJ¯=ÏB
3
ö@è%
cÎ)
yèd
«!$#
uqèd
3yçlù;$#
3
ÈûÈõs9ur
|M÷èt7¨?$#
Nèduä!#uq÷dr&
y֏t/
Ï%©!$#
x8uä!%y`
z`ÏB
ÉOù=Ïèø9$#
$tB
y7s9
z`ÏB
«!$#
`ÏB
<cÍ<ur
wur
AÅÁtR
ÇÊËÉÈ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan
Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS.
Al-Baqoroh [2]: 120).
Nah, ayat
ini juga memberitahukan kepada kita, bahwa untuk membentengi diri kita dari
pengaruh golongan lain, umat Islam harus selalu berpegang teguh terhadap Al-Qur’an,
yakni; “inna hudallahi huwal huda”,Sesungguhnya petunjuk Allah itu
petunjuk (yang benar).
Adalah
kewajiban muslim untuk saling mengingatkan terhadap muslim lainnya yang belum
mengerti tentang hal-hal seperti itu. Memang, kedengarannya seperti tidak
percaya ketika kita berbicara hal itu terhadap saudara muslim, namun jika kita
menceritakan bagaimana perjuangan Nabi Muhammad Saw, yang juga banyak musuhnya
dari kalangan Yahudi dan Nasrani, pasti orang akan mudah menerima. Sebab
Al-Qur’an jelas menerangkan tentang hal itu.
Lantas,
apakah Islampobhia adalah satu-satunya cara saat ini yang digunakan musuh-musuh
Islam untuk menghancurkan kekuatan Islam? Islampobhia itu upaya musuh Islam untuk
membikin manusia alergi terhadap Islam. Menurut saya itu hanya salah satu upaya
mereka untuk menghancurkan Islam. Dan masih banyak upaya-upaya yang lain,
diantaranya memasukkan ide-ide yang kelihatannya baik namun sebenarnya ingin
menghancurkan ideologi Islam, seperti ide liberalisme agama. Apa itu
liberalisme agama? Yakni memahami teks-teks wahyu Nabi berdasarkan akal
fikirannya dengan dasar-dasar filsafat, yang pada akhirnya pemahaman teks-teks
wahyu dipaksa mengikuti pikirannya. Padahal seharusnya fikiran yang harus
tunduk dengan teks-teks wahyu. Contohnya, ayat yang mewajibkan tentang
berjilbab,
$pkr'¯»t
ÓÉ<¨Z9$#
@è%
y7Å_ºurøX{
y7Ï?$uZt/ur
Ïä!$|¡ÎSur
tûüÏZÏB÷sßJø9$#
úüÏRôã
£`Íkön=tã
`ÏB
£`ÎgÎ6Î6»n=y_
4
y7Ï9ºs
#oT÷r&
br&
z`øùt÷èã
xsù
tûøïs÷sã
3
c%x.ur
ª!$#
#Yqàÿxî
$VJÏm§
ÇÎÒÈ
Hai Nabi, Katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.
Al-Ahzab [33]: 59).
Mereka
orang-orang yang sudah disusupi faham liberal memahami ayat ini justru tidak
mewajibkan jilbab. Sebab jilbab menurut pemahaman mereka adalah budaya arab
saja, yang itu tidak perlu dibawa ke Indonesia. Masih banyak pemahaman
orang-orang liberal yang beda dari pemahaman mayoritas Islam. Saya pribadi
mengikuti pendapat mayoritas Ulama’, dan begitulah riwayat dari Nabi memberikan
solusi ketika muncul ada pendapat yang beda dari yang lain: pilih pendapat
mayoritas Ulama’.
Semenjak
runtuhnya gedung kembar WTC, barat memang secara terang-terangan “mengangkat
pedang” terhadap Islam. Runtuhnya gedung itu, memang hanya sebagai tanda dan
Al-Qaidah dijadikan kambing hitamnya. Lantas, siapa sebenarnya yang meruntuhkan
gedung WTC itu? Cerita ini saya dapat dari KH. Hasyim Muzadi, beliau
menceritakan pada bulan februari tahun 2002, beliau datang ke Amerika. Kita
tahu World Trade Center runtuh tahun 2001. Di sana beliau bertemu dengan
orang-orang dan mereka menceritakan, bahwa pesawat yang menabrak gedung itu
tidak ada penumpangnya dan pesawat itu tidak ada jendelanya. Dan hari itu banyak
orang-orang Yahudi yang pada hari itu seharusnya kerja tidak masuk kerja. Nah,
dari situ banyak spekulasi tentang siapa yang menghancurkan gedung WTC itu.
Jadi, bagaimana mau dicari blackboxnya?
Lantas,
kenapa musuh Islam sangat takut dengan kekuatan Islam? Sebab Islam menurut saya
adalah agama yang bisa menggerakkan pemeluknya secara masif. Dengan ajarannya,
sistemnya yang komprehensif dan baik Islam mampu mengajak pemeluknya untuk
fanatik. Dan, menurut saya hanya Islam satu-satunya agama yang masih otentik
dan hal ini disadari oleh musuh Islam. Sebab Al-Qur’an faktanya banyak dikaji
oleh orang non Islam karena kebenaran beritanya. Injil, Taurat, Zabur memang
masih ditemui di toko-toko buku namun keotentikannya diragukan oleh akademisi. Dan,
gerakan Islam semakin hari semakin baik. Negara ilegal Zionist adalah musuh
yang nyata sebenarnya sebab mereka mencaplok tanah-tanah Palestina yang
mayoritas penduduknya beragama Islam. Zionis merasa terancam dengan negara
Islam: Iran. Sebab Iran adalah negara Islam yang berdikari dan salah satu
negara yang terang-terangan menentang negara Zionis.
Front
Pembela Islam yang dipimpin Habieb Rizieq menurut saya ormas yang baik sebab
mereka memang benar-benar memperjuangkan Islam. Saya memang belum pernah bertemu
dengan mereka namun saya berprasangka baik terhadap mereka bahwa mereka memang
memperjuangkan agama Islam. Mereka ormas yang menumbuhkan ruhul jihad yang saya
rasa ruhul jihad itu sudah mulai hilang di ormas-ormas lain. Saya setuju dengan
FPI sebab cara pemahaman mereka terhadap Islam baik, artinya mereka tidak
terpengaruh dengan faham-faham liberal, yang merongrong akidah Islam. Media
saya rasa hanya memberitakan hal yang negatif terhadap FPI namun sebenarnya
banyak sekali program-program yang memperjuangkan umat yang tidak diangkat
media. Lho, ini ada apa? Malahan akhir-akhir ini Partai yang sering muncul di
TV adalah partainya pemilik TV? Lantas, apakah saya harus mendukung partai yang
tidak jelas kemana ruhul jihad partai itu?
Kalaupun di
media ada berita negatif tentang FPI, saya rasa berita itu banyak terkotori
oleh kepentingan politik. Atau kalau ada berita negatif tentang ulah anggota
FPI, saya rasa itu hanya oknum bukan perintah dari FPI. Nah, citra negatif yang
sekarang melekat dibenak masyarakat Indonesia terhadap FPI karena akibat
pemberitaan media yang tidak berimbang. Bagaimana tentang sweeping yang
dilakukan FPI itu? Sebenarnya tujuan dari sweeping itukan, mereka ingin
membersihkan tempat-tempat yang diduga sebagai sarang maksiat. Yang sebenarnya,
ini tugas aparat, lantas kalau ada masyarakat yang membantu aparat menegakkan
aturan, apa harus disalahkan. Bagaimana jika tempat yang di sweeping itu punya
surat ijin? Masak tempat maksiat diizinkan oleh pemerintah? Bukankah negara
kita melarang hal-hal yang berbau merusak moral anak bangsa.
Jihad
esensinya adalah perjuangan dengan sungguh-sungguh memperjuangkan umat Islam.
Setiap aktivitas kita bisa kita niatkan berjihad dijalan Allah. Sehingga setiap
gerak kita bisa bernilai ibadah dihadapan Allah. Lantas, apakah pergi ke sawah
bisa juga menjadi jihad? Ya, perjuangkan ladang itu supaya bisa menumbuhkan
tanaman yang baik, yang tentu hasilnya bisa bermanfaat bagi umat. Perjuangan
dengan sungguh-sungguh bukan niat mencari harta benda. Toh, kalaupun tidak
dicari harta benda akan datang dengan sendirinya jika perjuangan itu dilakukan
dengan sungguh-sungguh. Jihad mengajarkan kepada hamba untuk fokus kepada Allah
Swt. Jihad bukan perang, namun perang bisa juga menjadi jihad jika ada orang
kafir yang memerangi orang Islam.
Sekali lagi,
bahwa tujuan jihad adalah untuk
kemanfaatan umat. Maka, muslim yang tidak punya keinginan dalam berjihad
berarti tidak punya kepedulian terhadap umat. Bahkan, karena pentingnya jihad
ini Nabi Muhammad Saw,mengingatkan;
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (
من مات ولم يغز, ولم يحدث نفسه به, مات على شعبة من نفاق ) رواه مسلم
Dari Abu hurairah bahwa
Rasulullah Shallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mati, sedang ia
tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam
satu cabang kemunafikan.” Muttafaq Alaihi. (Bulughul Marom, hadits ke-1041)
Mengapa Nabi
memasukkan kedalam satu cabang kemunafikan, bagi orang yang tidak pernah jihad
dan tidak punya niat untuk berjihad? Sebab jihad adalah aksi perjuangan muslim
sedangkan iman tanpa ada aksi perlu dipertanyakan keimanannya. Dalam hal ini
kita bisa membaca dalam Al-Qur’an,
|=Å¡ymr&
â¨$¨Z9$#
br&
(#þqä.uøIã
br&
(#þqä9qà)t
$¨YtB#uä
öNèdur
w
tbqãZtFøÿã
ÇËÈ ôs)s9ur
$¨ZtFsù
tûïÏ%©!$#
`ÏB
öNÎgÎ=ö6s%
(
£`yJn=÷èun=sù
ª!$#
úïÏ%©!$#
(#qè%y|¹
£`yJn=÷èus9ur
tûüÎ/É»s3ø9$#
ÇÌÈ
Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang
mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut [29]: 2-3)
Di sini,
seorang yang mengaku iman harus punya aksi dalam perjuangan mengamalkan ajaran
Islam. Seorang muslim haruslah aktif bukan pasif. Aktif beramal saleh bukan
cukup sekedar mengaku iman. Tentang bagaimana menjadi muslim yang aktif
beramal, pastinya Nabi Muhammad saw, sudah memberikan suri tauladan yang baik.
Maka dari
itu, kita sebagai muslim marilah berjuang untuk kepentingan umat Islam. Yang
berprofesi sebagai guru perjuangannya tentu mendidik murid-muridnya untuk
menjadi hamba yang tangguh. Yang sebagai petani perjuangannya adalah berupaya
menyuburkan tanamannya sehingga umat bisa kecukupan makanannya, yang berprofesi
sebagai prajurit negara tentu berlatih berperang dan berperang sungguhan jika
diperlukan, yang sebagai penulis perjuangannya adalah menulis ilmu yang
bermanfaat bagi umat dengan sungguh-sungguh, yang sebagai penceramah
perjuangannya dengan memberikan pencerahan kepada umat, yang sebagai arsitek
perjuangannya adalah bagaimana bisa membuat bangunan yang terbaik bagi umat
bukan karena mencari uang. Dan, perlu diingat bahwa jihad yang untuk
kepentingan umat bisa berkorban dengan jiwa dan harta.
(#rãÏÿR$#
$]ù$xÿÅz
Zw$s)ÏOur
(#rßÎg»y_ur
öNà6Ï9ºuqøBr'Î/
öNä3Å¡àÿRr&ur
Îû
È@Î6y
«!$#
4
öNä3Ï9ºs
×öyz
öNä3©9
bÎ)
óOçFZä.
cqßJn=÷ès?
ÇÍÊÈ
Berangkatlah kamu baik dalam
Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan
dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. (QS. At-Taubah [9]: 41)
Pertama, mendapat
pahala yang besar.
w
ÈqtGó¡o
tbrßÏè»s)ø9$#
z`ÏB
tûüÏZÏB÷sßJø9$#
çöxî
Í<'ré&
ÍuØ9$#
tbrßÎg»yfçRùQ$#ur
Îû
È@Î6y
«!$#
óOÎgÏ9ºuqøBr'Î/
öNÍkŦàÿRr&ur
4
@Òsù
ª!$#
tûïÏÎg»yfçRùQ$#
óOÎgÏ9ºuqøBr'Î/
öNÍkŦàÿRr&ur
n?tã
tûïÏÏè»s)ø9$#
Zpy_uy
4
yxä.ur
ytãur
ª!$#
4Óo_ó¡çtø:$#
4
@Òsùur
ª!$#
tûïÏÎg»yfßJø9$#
n?tã
tûïÏÏè»s)ø9$#
#·ô_r&
$VJÏàtã
ÇÒÎÈ
Tidaklah sama antara mukmin yang
duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang
yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan
orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang
duduk[340] satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala
yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang
duduk dengan pahala yang besar, (QS. An-Nisa’ [4]: 95)
Kedua, mendapatkan
derajat yang tinggi di sisi Allah.
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
(#rãy_$ydur
(#rßyg»y_ur
Îû
È@Î6y
«!$#
ôMÏlÎ;ºuqøBr'Î/
öNÍkŦàÿRr&ur
ãNsàôãr&
ºpy_uy
yYÏã
«!$#
4
y7Í´¯»s9'ré&ur
ç/èf
tbrâͬ!$xÿø9$#
ÇËÉÈ öNèdçÅe³t6ã
Oßg/u
7pyJômtÎ/
çm÷YÏiB
5bºuqôÊÍur
;MȬZy_ur
öNçl°;
$pkÏù
ÒOÏètR
íOÉ)B
ÇËÊÈ úïÏ$Î#»yz
!$pkÏù
#´t/r&
4
¨bÎ)
©!$#
ÿ¼çnyYÏã
íô_r&
ÒOÏàtã
ÇËËÈ
Orang-orang yang beriman dan
berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka,
adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang
mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan
rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya
kesenangan yang kekal, Mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS.
At-Taubah [9]: 20-22)
Ketiga, selalu
diberi petunjuk atau dibimbing oleh Allah Swt.
z`Ï%©!$#ur
(#rßyg»y_
$uZÏù
öNåk¨]tÏöks]s9
$uZn=ç7ß
4
¨bÎ)ur
©!$#
yìyJs9
tûüÏZÅ¡ósßJø9$#
ÇÏÒÈ
Dan orang-orang yang berjihad
untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik. (QS. Al-Ankabut [29]: 69)
Keempat, dijanjikan
surga tanpa hisab.
¨bÎ)
©!$#
3utIô©$#
ÆÏB
úüÏZÏB÷sßJø9$#
óOßg|¡àÿRr&
Nçlm;ºuqøBr&ur
cr'Î/
ÞOßgs9
sp¨Yyfø9$#
4
cqè=ÏG»s)ã
Îû
È@Î6y
«!$#
tbqè=çGø)usù
cqè=tFø)ãur
(
#´ôãur
Ïmøn=tã
$y)ym
Îû
Ïp1uöqG9$#
È@ÅgUM}$#ur
Éb#uäöà)ø9$#ur
4
ô`tBur
4nû÷rr&
¾ÍnÏôgyèÎ/
ÆÏB
«!$#
4
(#rçųö6tFó$$sù
ãNä3Ïèøu;Î/
Ï%©!$#
Läê÷èt$t/
¾ÏmÎ/
4
Ï9ºsur
uqèd
ãöqxÿø9$#
ÞOÏàyèø9$#
ÇÊÊÊÈ cqç6ͳ¯»F9$#
crßÎ7»yèø9$#
crßÏJ»ptø:$#
cqßsÍ´¯»¡¡9$#
cqãèÅ2º§9$#
crßÉf»¡¡9$#
tbrãÏBFy$#
Å$rã÷èyJø9$$Î/
cqèd$¨Y9$#ur
Ç`tã
Ìx6YßJø9$#
tbqÝàÏÿ»ysø9$#ur
ÏrßçtÎ:
«!$#
3
ÎÅe³o0ur
úüÏZÏB÷sßJø9$#
ÇÊÊËÈ
Sesungguhnya Allah telah membeli
dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk
mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.
(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al
Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan
yang besar. Mereka itu adalah
orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang
ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat Munkar dan
yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.
(QS. At-Taubah [9]: 111-112)
Selesai ditulis:
19:40/29/09/2017
Ya Allah, saya sudah
menyampaikan. Saksikanlah!
JUDUL TERKAIT;
JIHAD FI SABILILLAH, BERJUANG DI JALAN ALLAH, APAKAH ITU JIHAD, JIHAD DALAM
ISLAM, ISLAM AGAMA DAMAI, MENGENAL JIHAD, DAKWAH DALAM ISLAM, ESENSI JIHAD,