Majlis Dhikir Kang Badri

Kang Badri menghampiri forum khususiyah yang membaca Surah al-ikhlas, di Masjid Sariloyo Jombang. ia duduk paling belakang dari Jama’ah itu memandangi orang-orang yang khusu’ membaca ayat-ayat Allah. Kang Badri menemukan oase, kesejukan tersendiri ketika mengikuti parade religi ini, kesejukan yang tidak ditemukan didoskotik ataupun kasino.
Kang Badri teringat dengan obrolan meja kopi malam minggu kemarin. Obrolan yang antaberantah tidak diketahui tema. Ujung pangkalnya, ndak tahu juga tanpa ada yang menentukan tema pembicaraan, Kang Badri berpendapat; kesuksesan itu sebenarnya bukan ditentukan oleh banyaknya materi yang melingkarinya, tapi kepekaan hari kita terhadap Allah (Emosional dan spiritual question). Mumpung kita masih muda, mari belajar untuk selalu dhikir kepada Allah, karena disitulah sebenarnya sumber ilmu”.
Obrolan warung kopi itu tidak terasa sudah 3 jam terlewati. Eko, teman Kang Badri ngopi malam itu, pertemuan pertama itu langsung terjalin keakraban, dia bilang dengan Kang Badri bahwa dulu ia seorang aktivis HMI, pernah pula belajar pada aliran Jahula, aliran yang pada awalnya didirikan untuk melestarikan tradisi shohabat. Aliran ini banyak di tentang oleh masyarakat karena cara da’wahnya yang dor to dor tanpa melihat sikon dan watak masyarakat. Pusat jahula di Indonesia di Pesantren Al-Fattah Magetan.
Ekopun membenarkan Kang Badri, bahwa zaman sudah carut marut in, manakala seseorang tanpa membekali dirinya dengan spiritual akan lebih berbahaya ketika kesuksesan materi menghampirinya. Banyaknya angka bunuh diri, stres membuktikan rendahnya spiritual Question bangsa kita. Bangsa yang sudah 60 tahun merdeka, tapi justru terjajah secara intelektual, moral bukan kolonialisme seperti dulu. Banyak buruh indonesia yang diperlakukan seperti perbudakan; gaji dibawah UMR, jam kerja buruh yang menyimpang dari ukuran standar jam kerja.
Kekuatan spiritual yang paling mudah untuk dibangun adalah dengan dhikir, bukan bertanya kepada pemuja intelektual atau pemuja kitab tapi bertanyalah kepada pemuja Allah. Setipa detiknya, keluar masuknya nafas, tidak henti-hentinya selalu memuji, bersyukur, minta ampun kepada Allah SWT.
Nabi SAW bersabda; “sungguh berdhikir kepada Allah diwaktu pagi dan sore hari lebih utama daripada ketajaman mata pedang di jalan Allah dan daripada pemberian harta orang yang dermawan.”
Banyak hadits yang menerangkan tentang keutamaan berdhikir. Banyaknya kesibukan dunia dalam menari nafkah yang dilakukan dengan fisik, maka tidak bisa disat bersamamaan melakukan sholat, ketika dalam kaadaan seperti itulah berdhikir adalah ibadah yang bisa dilakukan.
Mengapa harus berdhikir?? Dhikir fungsi yang terutama adalah menambal ibadah; sholat, puasa dan shodaqoh dan lain-lain, karena banyaknya penyakit dalam ibadah itu; ujub; riya’ dan lain-lain. Sebagaimana Nabi menceritakan bahwa seseorang masuk surga bukan karena amalnya, tapi dengan karunia Allah (diliputi Allah), rahmat Allah dan fadholnya Alah

Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.