WACANAMARZUKI. Malam ini entah kenapa saya pengen sekali menulis
tentang tema itu,”kenapa saya memeluk Islam”? Jelas saya lahir dari keluarga
Islam yang abangan. Maksudnya,
keluarga saya hanya penganut Islam yang bukan santri dari pesantren. Konon
bapak saya sewaktu muda hanya ikut-ikut ngaji saja di masjid dan begitu juga dengan
ibu. Ya, begitulah sekilas pendidikan agama bapak dan ibu saya.
Saya sendiri semasa kecil baru
aktif di Mushola ketika kelas 5 SD. Entah, kenapa saya baru kepincut ngaji di
Mushola umur segitu. Berbeda dengan teman-teman yang sudah pada pinter-pinter
baca Al-Qur’an. Sedangkan aku baru saja
menginjak buku Iqro’. Namun, di Mushola Al-Ikhlas yang dipegang oleh Mbah Jono
itu, saya serasa dimasukkan nilai-nilai tasawuf meski baru ngaji abatasajakhakho. Jadi, saya serasa lebih
dikenalkan tentang cara taqorub,
mendekatkan diri kepada Allah. Dan, mungkin itulah sababiyah sehingga saya terinspirasi untuk mondok. Akhirnya saya
selepas SD ikut kakak keponakan mondok
di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambak
beras Jombang. Biaunillah, akhirnya saya bisa sedikit-sedikit mengenal
nilai-nilai keislaman.
Namun, seiring berjalannya waktu
yang panjang saya banyak kenal dengan teman-teman yang menekuni filsafat, yang
pemikirannya ateis. Alhamdulillah saya memang tidak sampai terjerumus pada pola
pikir ateis ketika bergumul dengan teman-teman itu. Memang, ketika harus
berdebat dengan mereka saya juga tidak pernah mengaku kalah. Namun, tahukah
kau, bahwa secara tidak sadar pemikiran-pemikiran mereka sebenarnya loading di pikiran kita. Disinilah
sebenarnya, mengapa kita harus memilih dan memilah teman. Apalagi masa-masa itu
saya belum bisa menjawab secara empiris sebuah pertanyaan,”Mengapa saya harus
tunduk dengan sebuah agama dan mengapa harus tiba-tiba tertulis di KTP saya
bahwa saya beragama Islam?”.
Saya selalu mencari-cari
tema-tema ilmiah tentang Al-Qur’an untuk memperkokoh keislamanku. Begitulah
saya yang tak henti-hentinya mencari dan mencari jati diri. Yang pada akhirnya jawaban
yang empiris yang bisa memperkokoh keislaman saya adalah ketika saya
mencari-cari di youtube, bagaimana DR. Zakir Naik bisa dengan mudahnya
mengalahkan orang-orang ateis yang bertanya padanya. Beliau DR. Zakir naik,
mampu mematahkan argumentasi orang-orang ateis. Dan ketika itu pula beliau juga
mematahkan pemikiran-pemikiran ateis yang sempat loading di otak saya. Terimakasih DR. Zakir Naik. Al-hasil, bagi
kamu-kamu yang masih merasa sok pemikir sejati yang mengaku ateis, tidak
mengakui eksistensi Allah, bisa baca-baca artikel tentang DR. Zakir Naik,
semoga Allah memberi kesehatan dan kelancaran syiar Islamnya. Banyak sekali
artikel dan video di Youtube yang sudah ditranslate
Indonesia yang bisa dinikmati.
Selain dari DR. Zakir Naik, masih
banyak sebenarnya artikel-artikel ilmiah yang membahas tentang bukti-bukti
fakta ilmiah Al-Qur’an. Diantaranya, saya ingat di Al-Qur’an Suroh Al-Mu’minun
[23]: 12-14;
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ
Dan Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.
Bagaimana mungkin, ayat ini
diucapkan oleh seorang manusia pada abad ke 7 M, yang padahal ilmu pengetahuan
baru berbicara hal ini setelah ada mikroskop abad 20 M ini. Jelas, Al-Qur’an
adalah wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Banyak sekali fakta-fakta ilmiah
yang ada didalam Al-Qur’an, yang pembaca
bisa searching di google. Tentang;
fungsi gunung sebagai paku bumi, gunung yang berjalan, api didasar laut, otak
pengendali gerak kita, sidik jari manusia berbeda-beda, bumi itu bulat, teori
atom, big bang, segala sesuatu mengandung air, dan laim sebagainya. Bahwa ketika Al-Qur’an muncul pada abad ke-7 M,
Al-Qur’an sudah bisa menjawab terhadap kejadian-kejadian alam dan ilmu
pengetahuan belum bisa menjawab fenomena-fenomena alam waktu itu. Hal tersebut
adalah bukti bagi saya dan kita semua manusia untuk lebih yakin bahwa Al-Qur’an
adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah, Sang Pengelola alam semesta.
Sebelum saya tutup tulisan ini
pasti muncul pertanyaan. Lantas, bagaimanakah jika seseorang yang sudah percaya
bahwa Al-Qur’an datang dari Allah namun ia tidak mengamalkan Al-Qur’an? Maka
sungguh orang itu benar-benar dalam kerugian. Bahkan Allah bersumpah;
ÎóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 Aô£äz ÇËÈ wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur Îö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.